Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak Banyak Impor Minyak Rusia, Kenapa Harga Bensin di AS Terus Naik?

Kompas.com - 14/03/2022, 13:14 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga bensin di Amerika Serikat (AS) telus melesat, bahkan telah mencapai harga tertinggi sepanjang sejarah.

Lonjakan harga bahan bakar minyak (BBM) memang tengah terjadi seiring dengan melesatnya harga minyak mentah acuan global, imbas dari terancamnya pasokan minyak Rusia.

Akan tetapi, AS sebenarnya tidak berkegantungan terhadap minyak Rusia, bahkan volume dan nilai impornya relatif minim.

Baca juga: Gara-gara Putin, Warga AS Menderita Karena Harga Bensin Kian Mahal

Dilansir dari CNN, Senin (14/3/2022), pada 2021, Rusia hanya menempati peringkat ke-9 negara importir minyak mentah terbesar ke AS, dengan volume 90.000 barrel per hari.

Lantas, mengapa harga bensin di AS bisa melesat?

Meskipun tidak terlalu berpengaruh terhadap AS, terganggunya pasokan dari Rusia sangat berdampak terhadap rantai pasok minyak global.

Baca juga: Jokowi Revisi Aturan Penyaluran dan Harga Bensin Premium-Pertalite

Sebagaimana diketahui, pasar komoditas global saling berkaitan antara satu sama lain, sehingga satu kendala yang terjadi di satu wilayah tentu akan berpengaruh ke wilayah lain.

Rusia sebagai salah satu negara eksportir minyak terbesar tentu memiliki pengaruh besar terhadap rantai pasok dan harga minyak mentah global.

Tercatat pada Desember lalu Rusia memasok 8 juta barrel minyak dan produk petroleum ke pasar global, termasuk 5 juta barrel minyak mentah yang digunakan sebagai bahan produksi bensin.

Baca juga: Harga Bensin di AS Tembus Level Tertinggi Sejak 2014

Dari pasokan Rusia tersebut, AS tercatat hanya mengimpor sekitar 90.000 barrel per hari pada bulan yang sama. Porsi itu jauh lebih kecil ketimbang negara-negara Eropa dan China.

Namun demikian harus dipahami, minyak mentah dibeli dan dikirim ke berbagai negara melalui pasar komoditas global, sehingga sebenarnya tidak masalah siapa yang terganggu oleh disrupsi pasokan Rusia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com