JAKARTA, KOMPAS.com - Insurance technology (insurtech) dianggap jadi jawaban atas tantangan asuransi di era pandemi.
Duta Perkumpulan Agen Asuransi Indonesia (PAAI) Deddy Karyanto mengatakan, insurtech merupakan salah satu solusi di masa pandemi, saat agen dan klien tidak dapat saling bertemu.
Tantangannya, agen dituntut untuk lebih mengerti bagaimana cara untuk bertemu klien secara virtual. Menurutnya dengan demikian, agen juga dapat menjaga bisnis.
Ia bilang kehadiran insurtech juga dapat meningkatkan penetrasi asuransi di tengah pendemi.
"Karena secara virtual bisa melakukan komunikasi hingga perjanjian polis atau bisnis asuransi secara umum," terang dia.
Baca juga: Mau Lapor SPT tapi Belum Punya EFIN? Simak Cara Daftarnya
Meskipun demikian, ia cerita asuransi di Indonesia masih membutuhkan sentuhan personal.
"Berbeda dengan asuransi mobil, kalau bagus ambil. Di asuransi jiwa, kita harus menyesuaikan dengan kebutuhannya juga," tandas dia.
Sebagai informasi, tahun lalu Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat jumlah premi dari insurtech setara dengan 1,06 persen dari total yang dibukukan asuransi umum.
Kondisi tersebut dikontribusi oleh asuransi lingkup kecil dalam platform e-commerce seperti asuransi kendaraan bermotor, shipping insurance, asuransi layar gadget, dan lain-lain.
Sebagai gambaran, pada tahun 2021, salah satu start up insurtech, Fuse berhasil mencetak pendapatan premi bruto (Gross Written Premium/ GWP) lebih dari 105 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,5 triliun.
Baca juga: Kabar Gembira, Bantuan Rp 600.000 untuk Nelayan Mulai Disalurkan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.