Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sindir Orang Kaya Pakai Pertalite, Stafsus Erick Thohir: Malu, Mobil Bagus Masa Pakai BBM Subsidi

Kompas.com - 14/03/2022, 21:30 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia terus melonjak imbas perang Rusia-Ukraina hingga berada di atas 100 dollar AS per barrel. Namun PT Pertamina (Persero) memutuskan tak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite berdasarkan hasil koordinasi dengan pemerintah.

Terkait kondisi tersebut, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga pun meminta masyarakat yang mampu membeli BBM nonsubsidi untuk tidak menggunakan Pertalite.

Seperti diketahui, karena Pertalite tidak mengalami kenaikan, maka gap harga jual dengan harga produksi ditanggung pemerintah dalam bentuk kompensasi ke Pertamina.

Baca juga: Pertalite Paling Banyak Diminati pada 2021, Konsumsinya Sebanyak Ini

"Pertalite kan enggak naik, kami berharap orang-orang yang mempunyai kemampuan daya beli atau punya uang, ya jangan di subsidi lah," ujarnya di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (14/3/2022).

Menurutnya, hal yang wajar jika masyarakat yang memiliki daya beli tinggi atau orang-orang kaya untuk membeli jenis BBM yang sesuai dengan harga pasar. Arya pun menyindir para orang kaya yang masih menggunakan Pertalite.

"Untuk yang kaya yah wajar membeli dengan harga pasar. Kan kalau orang kaya malu juga pakai Pertalite, mobil bagus tapi pakai (BBM) subsidi, enggak lucu,"' kata dia.

"Pokoknya semua yang garis enggak subsidi ya disesuaikan dengan harga market lah. Jadi ada kesadaran untuk jangan ramai ketika harga bagi orang yang mampu bahan bakarnya enggak disubsidi," tambah Arya.

Baca juga: Pertamina Pastikan Harga BBM Pertalite Tidak Naik, Bagaimana dengan Pertamax Series?

Sebelumnya, Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan, Pertamina sebagai BUMN yang berperan mengelola energi nasional, sangat mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat dalam penetapan harga produk BBM. Oleh sebab itu, harga Pertalite tidak dinaikkan guna mendukung pemulihan ekonomi nasional.

"Sehingga meski harga minyak dunia menembus130 dollar AS per barel, Pertamina terus berkoordinasi dengan Pemerintah untuk memutuskan harga Pertalite akan tetap di harga jual Rp 7.650 per liter," kata Fajriyah dalam keterangan tertulisnya, Rabu (9/3/2022).

Menurutnya, harga tersebut tidak berubah sejak tiga tahun terakhir dan saat ini porsi konsumsi Pertalite adalah yang terbesar atau sekitar 50 persen dari total konsumsi BBM nasional, sehingga pemerintah terus melakukan pembahasan untuk skenario kompensasi Pertalite agar stabilisasi harga Pertalite dapat terjaga. 

Meski demikian, Pertamina tetap melakukan penyesuaian harga produk, namun secara selektif hanya untuk BBM nonsubsidi tertentu seperti Pertamax Series maupun Dex Series, yang porsi konsumsinya hanya sekitar 15 persen dari total konsumsi BBM nasional.

"Kami yakin segmen konsumen ini (BBM nonsubsidi) telah merasakan manfaat BBM berkualitas yang lebih hemat dan lebih baik untuk perawatan mesin kendaraan, sehingga dapat menerima harga yang selama ini tetap sangat kompetitif dibandingkan produk yang sejenis lainnya,” jelas dia.

Baca juga: Minyak Dunia Tembus 130 Dollar AS, Pertamina: Harga Pertalite Tidak Naik

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com