Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Flexing Marketing Bukan untuk Smart Consumer

Kompas.com - 16/03/2022, 06:10 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Frangky Selamat, Keni, Ida Puspitowati, Lydiawati Soelaiman

TERINGAT pengalaman di masa kecil ketika seorang kawan memamerkan sepeda yang baru dibelikan orangtuanya.

Berkeliling kompleks perumahan, mengetuk pintu lalu memberikan maklumat, ”Ini lho sepeda baruku, mana sepedamu?”

Perilaku pamer sudah ada sejak dulu. Sebelum media sosial hadir membombardir penghuni bumi untuk memberitakan dirinya tanpa ada editor yang menyunting.

Manusia narsis, yang suka mencari “panggung” dan menonjolkan “kelebihan” serta membangun rasa cemburu orang sekitar, telah eksis sejak manusia hadir di bumi ini.

Kemajuan teknologi internet menghadirkan kehidupan di dunia yang lain, maya, tidak nyata, mendorong perilaku itu makin menjadi-jadi. Bahkan dijadikan alat untuk memasarkan produk kepada pasar sasaran yang dituju.

Kini, perilaku suka pamer, tentu saja kekayaan, bukan kemiskinan, yang dikenal sebagai “flexing” malah digunakan sebagai alat pemasaran. Bisa saja disebut “flexing marketing”.

Para influencer, crazy rich, sultan atau istilah lainnya, dengan jumlah follower yang besar dijadikan bagian dari sarana itu.

Meyakinkan konsumen bahwa figur itu adalah contoh tepat kehebatan produk yang ditawarkan.

Jika ingin sesukses mereka, maka gunakan produk itu. Atau jika ingin dianggap “sultan”, mengonsumsi produk itu menjadi keniscayaan.

Flexing marketing

“Flexing marketing”, istilah ini tidak ditemukan di buku teks pemasaran atau perilaku konsumen manapun.

Istilah yang mendekati disebut “conspicuous consumption” atau jika diterjemahkan bebas, artinya konsumsi untuk pamer.

Bedanya adalah “flexing” kental dengan unsur “tipu-tipuan”, sementara conspicuous consumption tidak begitu.

Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Thorstein Veblen pada 1899 yang disebut sebagai The Theory of the Leisure Class, yang mengacu pada praktik konsumsi kompetitif dan boros, serta aktivitas waktu luang yang bertujuan menunjukkan keanggotaan pada kelas sosial lebih tinggi (Patsiaouras & Fitchett, 2012).

Dalam teorinya Veblen mempertanyakan pandangan ekonomi neoklasik konvensional dan menghasilkan teori awal mengenai konsumsi yang digerakkan oleh status (status-driven consumption).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Gejolak Global, Erick Thohir Telepon Direksi BUMN, Minta Susun Strategi

Ada Gejolak Global, Erick Thohir Telepon Direksi BUMN, Minta Susun Strategi

Whats New
Inflasi Medis Kerek Harga Premi Asuransi Kesehatan hingga 20 Persen

Inflasi Medis Kerek Harga Premi Asuransi Kesehatan hingga 20 Persen

Whats New
Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Whats New
Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Whats New
Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Whats New
Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Work Smart
Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Earn Smart
Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Whats New
Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Earn Smart
Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Earn Smart
Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Whats New
Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Work Smart
Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Whats New
IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

Whats New
Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com