Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potensi Gencatan Senjata Rusia-Ukraina, Harga Emas Dunia Merosot 2 Persen

Kompas.com - 16/03/2022, 10:40 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga emas dunia memperpanjang tren penurunan pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi) dipicu pembicaraan gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina, yang membuat permintaan investor terhadap emas sebagai aset aman (safe haven) berkurang.

Selain itu, ekspektasi kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed) pada pekan ini untuk pertama kalinya dalam tiga tahun turut menambah tekanan pada harga emas.

Baca juga: Semakin Jauh dari Level Rp 1 juta, Harga Emas Antam Anjlok Rp 10.000 per Gram

Mengutip CNBC, Rabu (16/3/2022), harga emas dunia di pasar spot turun 1,8 persen menjadi di level 1.916,01 dollar AS per troy ounce. Sementara harga emas berjangka Comex New York Exchange turun 2,2 persen menjadi di level 1.917,7 dollar AS per troy ounce.

"Beberapa harapan samar bahwa pembicaraan antara Ukraina dan Rusia entah bagaimana dapat menyebabkan de-eskalasi (perang), telah mempengaruhi permintaan safe-haven emas," ujar Analis Senior ActivTrades, Ricardo Evangelista.

Negosiator Rusia dan Ukraina sudah melakukan perundingan pada akhir pekan kemarin dan berlanjut pada Senin. Negosiasi itu disebut menunjukkan kemungkinan adanya hasil positif dalam beberapa hari ke depan.

Sementara itu, dalam Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 15-16 Maret 2022, pasar memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps).

Baca juga: Rupiah dan IHSG Melaju Positif di Awal Perdagangan

Ekspetasi itu membuat imbal hasil Treasury AS 10-tahun naik. Patokan imbal hasil Treasury AS 10-tahun tercatat mencapai 2,09 persen pada Senin pagi kemarin, yang sekaliguas menjadi titik tertinggi sejak Juli 2019.

Peningkatan imbal hasil Treasury AS pun memberikan tekanan pada harga emas. Seperti diketahui, kenaikan suku bunga akan menekan nilai emas yang tidak memberikan imbal hasil seperti instrumen investasi lainnya.

“Pergerakan kenaikan suku bunga pertama dari AS cukup sering menandakan titik rendah emas. Jadi kita akan melihat sinyal seperti apa yang The Fed kirim, dan seberapa hawkish pernyataan mereka, yang mungkin akan menentukan prospek jangka pendek, ” kata Analis Saxo Bank, Ole Hansen.

Baca juga: Bitcoin dkk Melemah, Simak Harga Kripto Hari Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com