Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusahaan Induk Kredivo Gagal Melantai di Bursa Saham AS, Ini Alasannya

Kompas.com - 16/03/2022, 17:30 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan induk Kredivo, FinAccel dan VPC Impact Acquisition Holdings II (VPCB) batal untuk melantai di bursa saham AS, special purpose acquisition company (SPAC) yang didukung oleh Victory Park Capital (VPC).

Berdasarkan laman US Securities and Exchange Commission (SEC), awal pekan ini kegagalan ini sebagian dari dampak kondisi pasar yang bergejolak, serta masalah di luar kendali yang menyebabkan tertundanya transaksi.

Rencananya, VPC akan memimpin putaran pendanaan yang bernilai 145 juta dollar AS di Kredivo. Saat ini, Kredivo dan beberapa stakeholder yang berasal dari VPCB, serta para investor yang berkomitmen dalam, Private Investment in Public Equity (PIPE) di Kredivo akan bergabung.

Baca juga: GoTo Lirik Dual Listing di Bursa New York, Hong Kong, NASDAQ, hingga London

VPC dan Kredivo memiliki hubungan jangka panjang. VPC memberikan fasilitas kredit awal 100 juta dollar AS kepada Kredivo pada Juli 2020 dan meningkatkan pendanaan menjadi 200 juta dollar AS pada Juni 2021.

Co-CEO VPCB and Partner di VPC Gordon Watson mengatakan, pihaknya mendukung penuh dan memprioritaskan kepentingan terbaik dari para pemegang saham. Sayangnya, kondisi pasar yang tidak menguntungkan dan penundaan proses listing yang di luar kendali, membuat tertundanya transaksi.

“Meskipun demikian, kami terus percaya pada peluang pasar yang sangat besar untuk kredit konsumen digital dan layanan perbankan di Asia Tenggara, dan investasi berkelanjutan kami di Kredivo mencerminkan bahwa perusahaan berada pada posisi yang baik untuk menghadirkan produk-produk inovatif dan menangkap pangsa pasar dalam jangka panjang,” ujar Gordon Watson.

Akshay Garg, Co-Founder dan CEO FinAccel mengatakan, meskipun kondisi pasar yang tidak menguntungkan telah menghentikan rencana untuk go public dalam waktu dekat melalui kombinasi bisnis yang diusulkapenggabungan bisnis dengan VPCB, FinAccel berencana melakukan putaran pendanaan baru.

Baca juga: Bursa Saham AS Jeblok Lagi Terseret Dampak Perang Rusia-Ukraina

“Kami masih berhubungan baik dengan VPC dan investor lainnya melalui putaran pendanaan baru. Kami menghargai dukungan dari investor kami. Karena itu, kami terus on the track untuk mewujudkan visi jangka panjang dan strategi pertumbuhan, menjadi platform layanan keuangan digital terkemuka di Asia Tenggara,” jelas Akshay secara virtual, Rabu (16/3/2022).

Sementara itu, VPCB sedang mempertimbangkan opsi kedepannya, termasuk mencari patner bisnis alternatif. Para pihak sepakat jika VPC dilikuidasi, Kredivo akan menerbitkan penny warrant untuk dapat mengakuisisi saham yang setara dengan 3,5 persen dari ekuitas Kredivo yang sepenuhnya terdilusi.

Sebagai informasi, awal Agustus 2021, FinAccel mengumumkan rencana go publik melalui dual listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan melalui Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (US Securities and Exchange Commission/SEC).

Merger tersebut diprediksi akan membawa valuasi FinAccel di kisaran 2,5 miliar dollar AS. Dengan menjadi perusahaan public, dana segar yang diperoleh adalah 430 juta dollar AS atau Rp 6,1 triliun (Kurs Rp 14.300 per dollar AS), dengan sebagian besar berasal dari modal dari pemegang saham VCPB senilai 256 juta dollar AS atau sekitar Rp 3,6 triliun.

Baca juga: IHSG Ditutup Positif, Net Buy Asing Mencapai Rp 2,09 Triliun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Whats New
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Whats New
United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Earn Smart
Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Whats New
Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Whats New
Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com