Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cermati Kinerja GoTo Jelang IPO: Catatkan Rugi Bersih sejak Didirikan hingga Akui Bakal Sulit Cetak Laba

Kompas.com - 17/03/2022, 14:21 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana PT GoTo Gojek Tokopedia untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih ramai dibicarakan banyak pihak. Pasalnya, aksi korporasi perusahaan teknologi ini telah dinanti oleh investor.

Rencana Initial Public Offering (IPO) GoTo dinilai menjadi menarik oleh sejumlah investor, dengan melihat pesatnya perkembangan bisnis Gojek dan Tokopedia.

Selain itu, kedua platform teknologi tersebut juga memiliki market share yang besar di masing-masing segmen bisnisnya.

Baca juga: Dapat Prioritas Memesan Saham GoTo di Masa IPO, Ini Kata Konsumen Tokopedia

Namun demikian, sebelum memutuskan untuk berinvestasi di raksasa teknologi itu, ada baiknya Anda mengetahui terlebih dahulu sejumlah risiko yang mungkin diterima.

Salah satu risiko yang perlu dicermati ialah, risiko bersifat material yang berpotensi memengaruhi hasil usaha dan kondisi keuangan GoTo.

Baca juga: GoTo Minta Ratusan Ribu Driver Memilih, Mau Terima Saham atau Uang Tunai

Akui sulit cetak laba

Melalui dokumen prospektus manajemen GoTo mengakui, perusahaan akan kesulitan mencetak laba. Sejak 2018, perusahaan tercatat terus mengalami kerugian.

Kerugian tersebut utamanya disebabkan oleh besarnya biaya beban yang dikeluarkan untuk mendukung pertumbuhan bisnis.

Baca juga: Ini Syarat Konsumen dan Pedagang yang Diprioritaskan Pesan Saham GoTo

 

Tingginya biaya beban meliputi biaya pengembangan operasional, biaya penjualan dan pemasaran, biaya penyusutan dan amortisasi, biaya pengembangan teknologi, hingga beban gaji dan imbalan karyawan.

"Perusahaan telah mencatatkan rugi bersih sejak didirikan, dan Perusahaan mungkin tidak dapat mencapai profitabilitas," tulis dokumen prospektus, dikutip Kamis (17/3/2022).

Baca juga: IPO GoTo, Cermati Kinerja Keuangannya

Kembangkan aneka platform butuh biaya besar

Lebih lanjut dokumen propektus itu menyebutkan, ke depan GoTo masih akan melanjutkan investasi untuk pengembangan berbagai platform bisnisnya. Hal ini diyakini akan membutuhkan biaya lebih besar dan waktu yang lebih lama.

"Perusahaan tidak dapat menjamin bahwa Perusahaan akan dapat membukukan laba bersih di masa mendatang," tulis dokumen itu.

Baca juga: Mau IPO, GoTo Masih Catatkan Kerugian Sebesar Rp 11,58 Triliun di 2021

Adapun untuk menciptakan profitabilitas, GoTo menyatakan, perusahaan bergantung pada kemampuan untuk mengembangkan dan memasarkan bisnisnya secara efisien serta mengoptimalkan sumber dayanya. Oleh karenanya, investasi menjadi penting untuk mencapai target jangka panjang itu.

"Perusahaan tidak menjamin bahwa Perusahaan akan sepenuhnya mendapatkan kembali biaya investasi, dan investasi yang telah dilakukan akan menghasilkan peningkatan pendapatan atau pertumbuhan bisnis dan profitabilitas di masa mendatang," tulis dokumen prospektus.

Baca juga: GoTo Lirik Dual Listing di Bursa New York, Hong Kong, NASDAQ, hingga London

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com