Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wall Street Merah, Saham Boeing, Facebook, dan PayPal Rontok

Kompas.com - 22/03/2022, 06:15 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com – Bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street ditutup melemah pada Senin (21/3/2022). Pelemahan didorong oleh komentar Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang mengindikasikan adanya potensi lonjakan inflasi yang akan terjadi di AS.

Dow Jones Industrial Average turun 201,94 poin, atau 0,6 persen, menjadi ditutup pada 34.552,99. Rata-rata saham blue chip turun lebih dari 400 poin pada posisi terendah sesi. S&P 500 juga terkoreksi 0,04 persen menjadi 4.461,18, dan Nasdaq Composite turun 0,4 persen di level 13.838,46.

Powell mengungkapkan, inflasi terlalu tinggi dan The Fed berjanji akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengendalikan harga. Powell bahkan menyebut bisa mengambil langkah agresif jika dibutuhkan dengan menaikkan suku bunga dari semula kenaikan seperempat basis poin menjadi setengah basis poin.

Baca juga: Seperti GoTo dan Bukalapak, Amazon dan Tesla Dulu Juga di Posisi Rugi Saat IPO di Wall Street

Michael Wilson dari Morgan Stanley mengatakan, pekan lalu, bursa saham AS mencatat minggu terbaik mereka sejak November 2020. Wilson menyebut, reli dalam ekuitas selama seminggu terakhir adalah salah satu yang paling tajam berdasarkan catatannya.

“Meskipun bisa naik sedikit lebih tinggi, kami tetap yakin pasar masih bisa bearish dan kami berdasarkan data tersebut kami memposisikan diri secara defensif,” kata Wilson.

Mengawali pekan, saham Boeing turun 3,6 persen setelah insiden pesawat penumpang Boeing 737 China Eastern Airlines jatuh. Penurunan Boeing ini sekaligus menekan pergerakan indeks DJIA di awal pekan. Saham penerbangan Delta Air juga turun 4,2 persen.

Kenaikan suku bunga juga memukul saham teknologi, Induk Facebook Meta kehilangan 2,3 persen, Microsoft ditutup sedikit lebih rendah. Sementara itu, JD.Com ambles 5,6 persen, Salesforce melemah 2,3 persen, dan PayPal terkoreksi 3,4. Namun, saham Tesla naik 1,7 persen.

Meskipun indeks melemah, saham energi berhasil mencatatkan kenaikan. Occidental Petroleum dan Marathon Oil, masing-masing naik lebih dari 8 persen.

Kenaikan tersebut, ditopang oleh sentimen harga minyak dunia. Minyak mentah Brent naik lebih dari 7 persen melampaui 115 dollar AS per barel, karena negara-negara Uni Eropa mempertimbangkan untuk bergabung dengan AS dalam embargo minyak Rusia.

Pelaku pasar juga tengah memantau perang antara Rusia dan Ukraina. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memperingatkan jika pembicaraan damai dengan pemimpin Rusia Vladimir Putin gagal, itu artinya akan dimulai “perang dunia ketiga".

Pejabat Ukraina dan Rusia beberapa kali bertemu untuk pembicaraan damai, namun berakhir gagal mencapai konsesi utama. Ukraina juga telah menolak ultimatum untuk menyerahkan kota Mariupol kepada pasukan Rusia.

"Investor juga tengah mencermati peningkatan kasus Covid-19 yang terjadi di Eropa. Di sisi lain, berdasarkan pandangan kami, situasi geopolitik tetap sangat cair, dan sentimen inflasi akan terus memanas, sementara prospek pertumbuhan ekonomi akan melemah," kata Chris Senyek dari Wolfe Research.

Baca juga: Wall Street Ditutup Hijau, Saham Apple, Nvidia, dan Meta Platforms Menguat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com