Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri PPPA: Status "Ghost Labour" Pekerja Perempuan di Perkebunan Kelapa Sawit Kerap Tidak Dapat Upah

Kompas.com - 22/03/2022, 21:45 WIB
Ade Miranti Karunia,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga mengungkapkan, terbukanya lapangan kerja melalui industri kelapa sawit dapat dianggap sebagai salah satu upaya untuk memenuhi Sustainable Development Goals (SDGs) yakni mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Namun sayangnya, kata dia, industri kelapa sawit ini masih banyak menuai kritik karena dianggap belum cukup berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan pihak-pihak yang terlibat di dalamnya, khususnya buruh perkebunan yang mayoritas perempuan.

Ia menuturkan bahwa sebagian besar buruh kelapa sawit perempuan berstatus sebagai buruh harian lepas yang mengakibatkan adanya perbedaan hak yang diperoleh antara buruh laki-laki dengan perempuan meskipun beban kerjanya sama.

Baca juga: Sejatinya, Kelapa Sawit Milik Para Konglomerat Ditanam di Tanah Negara

"Selain masalah perolehan hak, permasalahan lain yang dihadapi pekerja perempuan di perkebunan kelapa sawit adalah maraknya status ghost labour. Istilah ini diberikan kepada istri-istri pekerja perkebunan kelapa sawit yang terpaksa membantu suaminya bekerja memenuhi target dari perusahaan. Tentu mereka tidak dapat upah atas pekerjaan yang penuh risiko di perkebunan kelapa sawit," kata dia secara virtual dalam agenda Perempuan Hebat Industri Sawit Kuat, Selasa (22/3/2022).

Ia mengungkapkan lagi, persoalan-persoalan gender lain yang dihadapi pun beraneka ragam, antara lain soal kerawanan pangan, akses yang tidak setara terhadap tanah dan sumber daya alam, akses yang tidak setara dalam pendidikan dan pelatihan, diskriminasi gender dalam pengambilan keputusan, serta lingkungan kerja yang relatif tidak aman bagi perempuan.

Tantangan tersebut menjadi hambatan bagi terwujudnya industri sawit yang responsif gender dan ramah perempuan.

Jika ditilik dari segi demografis, pada tahun 2020 jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai 270,2 juta jiwa dengan 49,4 persen berjenis kelamin perempuan. Sebanyak 53,6 persen dari seluruh penduduk perempuan berada di usia produktif dan sekitar 43 persen di antaranya tinggal di desa yang mayoritas bekerja pada sektor pertanian dan perkebunan, termasuk di dalamnya perkebunan kelapa sawit.

Lebih lanjut kata Puspayoga, Serikat Petani Kelapa Sawit juga menyebutkan bahwa pada sisi hulu rantai pasok kelapa sawit, 86 persen dari siklus produksi melibatkan perempuan. Data ini menunjukkan bahwa keterlibatan perempuan dalam industri kelapa sawit sangatlah signifikan.

Baca juga: Selain Malaysia, Singapura Juga Banyak Menguasai Kelapa Sawit di RI

Pada tahun 2021, BPS mencatat bahwa perolehan devisa negara dari industri kelapa sawit Indonesia mencapai 35 miliar dollar AS. International Trade Center juga menyatakan bahwa nilai ekspor kelapa sawit Indonesia merupakan yang tertinggi di dunia dengan nilai sebesar 17,3 juta dollar AS pada tahun 2020.

Selain itu, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian juga mencatat, ekspor industri kelapa sawit mencapai 13 persen dari total ekspor Indonesia dan menyerap kurang lebih 20 juta tenaga kerja dengan 60 persen. Di antaranya merupakan buruh perempuan.

"Untuk itu, menjadi penting bagi kita semua untuk memastikan bahwa kesenjangan gender dalam industri sawit dapat diminimalkan. Peningkatan keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan juga sangat penting agar setiap keputusan yang diambil dapat mempertimbangkan dampak yang akan dihadapi oleh para pekerja perempuan dalam tiap rantai pasok kelapa sawit," tuturnya.

Baca juga: 10 Provinsi Pemilik Lahan Kelapa Sawit Terluas di Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com