JAKARTA, KOMPAS.com – Investasi adalah aktivitas menanam modal atau dana di salah satu instrumen dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa mendatang.
Sebelum terjun ke dunia investasi, seorang investor tentu harus memahami profil risiko dan jenis investasi yang dipilih. Hal ini bertujuan agar investasi yang dilakukan menghasilkan keuntungan, bukan sebaliknya.
Berdasarkan waktunya, jenis investasi adalah terbagi menjadi tiga bagian. Yaitu investasi jangka pendek, investasi jangka menengah, dan investasi jangka panjang.
Investasi jangka pendek adalah produk investasi dengan cara menyetorkan sejumlah dana untuk dikelola dalam jangka waktu singkat.
Baca juga: Ini Upaya Pemerintah Atasi Kesenjangan Gender di Industri Kelapa Sawit
Dana dan keuntungan dari investasi jangka pendek dapat dicairkan dalam kurun waktu yang relatif singkat. Periode investasi ini biasanya berlangsung hingga satu tahun.
Dana pada investasi jangka pendek ada yang bersifat pendapatan tetap (pendapatan tiap periode tertentu), atau dapat diperjualbelikan atau dicairkan. Biasanya tujuan investasi jangka pendek, di antaranya untuk menikah, liburan, maupun dana darurat.
Begi investor pemula, investasi jangka pendek bisa menjadi solusi yang tepat untuk memulai investasi. Selain karena risikonya yang relatif rendah dan tetap menghasilkan untung dalam waktu yang singkat, investasi jangka pendek juga cukup diminati oleh para investor pemula.
Lalu apa saja jenis investasi jangka pendek yang cocok bagi pemula? Simak penjelasannya berikut ini.
Baca juga: Menaker: Perhelatan G20 Ciptakan Sekitar 33.000 Pekerja Baru
Jenis investasi jangka pendek yang bisa menjadi pilihan investor pemula adalah reksadana. Dikutip dari laman sikapiuangmu.ojk.go.id, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana masyarakat yang dikelola oleh badan hukum yang bernama Manajer Investasi (MI).
Selanjutnya MI menginvestasikan dana tersebut ke dalam surat berharga seperti saham, obligasi, dan instrumen pasar uang.
Reksadana adalah satu dari sekian banyak alternatif investasi bagi para investor yang memiliki modal kecil dan tidak punya banyak waktu serta keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Secara sederhana, cara kerja dari reksadana adalah peran manajer investasi dalam mengelola dana yang dihimpun dari investor.
Baca juga: Menaker: Teman-teman yang Mengalami PHK Sudah Rasakan Manfaat JKP
Dalam reksadana, investor menitipkan uangnya kepada manajer investasi. Kemudian, manajer investasi mengelola dana dari para investor ini agar mendatangkan imbal hasil atau keuntungan (return).
Manajer investasi akan menempatkan dana dari sekumpulan investor tersebut di berbagai instrumen investasi seperti membeli saham, obligasi, deposito berjangka, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan efek lainnya.
Selain bertugas mengelola dana investor untuk ditempatkan pada instrumen investasi, manajer investasi juga bertugas untuk memantau portofolio yang diinvestasikannya dan secara rutin melaporkan pada investor reksadana.