Oleh: Nika Halida Hashina dan Ristiana D. Putri
KOMPAS.com - Penampilan memang penting untuk menunjang performa kita ketika berhadapan dengan orang lain dalam lingkup pekerjaan. Sering kali penampilan yang rapi membuat rekan kerja, atasan, bahkan klien lebih tertarik dengan kita.
Penampilan jelas diperhitungkan di tempat kerja. Penampilan dapat berperan besar di tempat kerja karena bisa meningkatkan kepercayaan diri sendiri.
Pernyataan "penampilan nyatanya bukanlah segalanya" sudah sering kita jumpai baik melalui media hingga ujaran secara langsung.
Namun, sejauh apa hal itu bisa benar-benar berfungsi jika masih banyak ditemukan fakta adanya hak istimewa bagi orang-orang cantik?
Hal ini tentu kontradiktif ketika masyarakat meyakini pepatah terkenal “jangan menilai buku dari sampulnya” tetapi dengan dangkal mengakui adanya penilaian fisik.
Hal ini juga dibahas dalam drama audio Dongeng Pilihan Orangtua bertajuk “Dongeng Penasehat yang Baik” di Spotify.
Dikisahkan Raja Wang dari salah satu Kerajaan Korea Selatan lebih memilih penasehat yang masih muda dan tampan, dibandingkan penasehat tua yang lebih kompeten, hingga ia menyadari bahwa itu kesalahan.
Meskipun tidak ada yang salah dari melihat penampilan, namun dalam lingkup pekerjaan adanya bias terhadap penampilan fisik tentu dapat menimbulkan kerugian.
Sebenarnya akan ada banyak potensi kerugian jika kesempatan hanya terus datang ke orang-orang berpenampilan memukau. Misalnya saja, orang-orang yang lebih mampu dengan wajah pas-pasan untuk mempresentasikan produk, tidak mendapatkan kesempatan.
Baca juga: Sejarah Perbedaan Standar Kecantikan Dunia dan Faktornya
Dalam hal ini, perusahaan juga akan merugi karena kehilangan kesempatan untuk menunjukkan sisi terbaiknya dari karyawan yang lebih kompeten. Kegagalan dalam kerja sama juga sangat mungkin terjadi.
Selain itu, hal ini juga menjadi beban bagi mereka yang terus diberi kepercayaan lebih. Selain kar3na harus fokus untuk mencapai apa yang ditargetkan, ia juga harus menghadapi perasaan cemburu dari sesama rekan kerja.
Pada tahap selanjutnya, jelas hal ini bisa mengganggu kinerja tim jika ada konflik internal di antara rekan kerja. Hal ini juga bisa mengganggu kinerja beberapa karyawan yang terlibat.
Menurut Skillsportal, tidak dapat ditampik jika penampilan memang penting dalam dunia profesional. Misalnya rambut yang rapi karena tidak etis jika kita datang ke kantor dengan rambut yang acak-acakan.
Selain itu, penampilan yang buruk bisa menunjukkan bahwa kita tidak menghargai diri sendiri dan pekerjaan. Oleh karena itu, penting untuk tidak mengabaikan kerapian diri di tempat kerja.