JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil riset Tenggara Strategics, Investree telah membantu keberlangsungan bisnis usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) selama pandemi 2020-2021.
Pada tahun 2020-2021, sebanyak 62 persen borrower Investree mengalami penurunan omzet. Kemudian pelaku usaha mikro tersebut mendapatkan pinjaman modal dari Investree.
Economic Research Lead Tenggara Strategics Stella Kusumawardhani mengatakan, dari aspek keuangan atau ekonomi, Investree membantu pelaku UMKM (borrower) tetap beroperasi sekaligus meningkatkan pendapatan.
Baca juga: Investree Salurkan Pinjaman Rp 13 Triliun di Kuartal III 2021
Pasalnya, sebanyak 55 persen usaha mikro yang dapat pinjaman dari Investree mampu mempertahankan dan mencegah penurunan omzet lebih dalam lagi, sedangkan 41 persennya mampu meningkatkan omzetnya di masa pandemi.
Dengan demikian, pembiayaan dari Investree dapat membantu sekitar 96 persen usaha mikro dengan jumlah pinjaman kurang dari Rp 4,5 juta per tahun untuk dapat mempertahankan bisnisnya selama masa pandemi.
"Peminjam mikro di Investree yang saat pandemi melanda itu jatuh omzetnya, mengalami penurunan omzet. Namun setelah mendapatkan akses pinjaman Investree yang tadinya omzetnya jatuh ini dapat bertahan ataupun meningkatkan omzetnya," ujarnya saat webinar Peluncuran White Paper, Kamis (24/3/2022).
Baca juga: CEO Investree Bantah Mau Masuk ke Bank Amar
Selain itu, hasil riset tersebut juga menunjukkan Investree turut berperan dalam membuka 2.500 lapangan pekerjaan baru.
Pasalnya, selama pandemi Covid-19, sebanyak 29 persen usaha mikro kecil terpaksa memberhentikan pegawainya dan 22 persen usaha menengah harus memberhentikan pegawai.
Kemudian setelah pinjaman disalurkan melalui Investree, 14 persen borrower dari segmen usaha kecil dan 39 persen borrower dari segmen menengah mampu menciptakan lapangan pekerjaan pada masa pandemi.
"Setelah mendapat pinjaman dari Investree, mereka dapat pertahankan pegawai dan buka lapangan keja kembali," kata dia.