Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Sakit Milik Raja CPO Martua Sitorus Bakal IPO, Berapa Harga Sahamnya?

Kompas.com - 28/03/2022, 10:48 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPA.com – Pengusaha CPO Martua Sitorus berencana melakukan Initial Public Offering (IPO) pada lini usaha healthcare, yakni RS Murni Teguh (MTMH). Saat ini penawaran saham masuk dalam periode book building hingga 30 Maret 2022.

Berdasarkan prospektus, MTMH akan melepas 254 juta saham biasa atas nama yang seluruhnya adalah saham baru, atau mewakili sebanyak-banyaknya 12,28 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum.

Dalam penawaran ini, harga saham MTMH yang ditawarkan kepada masyarakat berkisar antara Rp 1.180 sampai Rp 1.480 per lembar saham dengan target dana IPO yang dikantongi sejumlah Rp 375,9 miliar. Adapun penjamin pelaksana emisi efek atau penjamin emisi efek, yakni PT Ciptadana Sekuritas Asia dan PT BCA Sekuritas.

Baca juga: Sebelum Tukar Dollar AS, Cek Dulu Kurs Rupiah di BCA hingga Bank Mandiri

Dari total dana IPO yang diperoleh, rencananya akan digunakan untuk pembayaran utang usaha, belanja modal dalam rangka ekspansi usaha, seperti renovasi bangunan, pembelian peralatan, dan perlengkapan medis untuk rumah sakit baru di Bandung.

Dana IPO juga akan dipinjamkan kepada anak perusahaan, yaitu MSKA, untuk melunasi seluruh pokok pinjaman MSKA dari Bank BCA, untuk belanja modal dalam rangka ekspansi usaha MSKA, termasuk pembangunan rumah sakit baru di Pematang Siantar dengan nama Rumah Sakit Murni Teguh Pematang Siantar.

Sebagai informasi, Martua Sitorus sempat menjadi orang terkaya nomor 14 versi Forbes pada tahun 2021 dan berada di urutan 1.580 di dunia. Saat ini total kekayaan Martua adalah sebesar Rp 3 miliar. Selain bisnis healthcare, Martua dikenal merupakan raja CPO. Ia mendirikan pengolahan minyak sawit Wilmar International Ltd bersama dengan Kuok Khoon Hong, yang juga seorang miliarder, pada tahun 1991.

Wilmar International Ltd sudah lebih dulu tercatat di Bursa Efek Singapura atau Singapore Stock Exchange (SGX) dan menjadi perusahaan sawit terbesar dunia pada tahun 2018. Saat baru awal berdiri, perusahaan ini memiliki kurang dari 10.000 hektar kebun kelapa sawit di Sumatera Utara, dengan merek minyak goreng yang diproduksi termasuk Fortune dan Sania.

Baca juga: BPJS Kesehatan Godok Perubahan Tarif Layanan Kesehatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com