Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani: Infrastruktur adalah Investasi Strategis, tapi...

Kompas.com - 28/03/2022, 15:40 WIB
Fika Nurul Ulya,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, pembangunan infrastruktur adalah investasi yang strategis. Namun, pendanaan masih menjadi kendala utama pembangunan infrastruktur.

Dia menuturkan, pembiayaan infrastruktur tidak bisa seluruhnya menggunakan APBN. Apalagi, pembangunan infrastruktur saat ini mengedepankan standar Environmental, Social, and Governance (ESG) yang digunakan dalam pelaksanaan pembangunan untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs).

Pendanaan yang mengedepankan keberlanjutan ini tidaklah murah. Maka dari itu, butuh kerja sama dengan badan usaha swasta ataupun kerja sama kreatif lain.

Baca juga: Sri Mulyani Mudahkan Pemda Berutang, Ini Syaratnya

"Infrastruktur adalah investasi strategis. Tetapi tentu saja kita harus mengatasi dari mana sumber dana itu berasal. Selain itu, kita harus terus menangani masalah ini dengan cara yang lebih berkelanjutan," kata Sri Mulyani dalam Indonesia PPP-Day Plenary Session secara virtual, Senin (28/3/2022).

Wanita yang karib disapa Ani ini menjelaskan, pendanaan infrastruktur menjadi salah satu isu prioritas pemerintah, terutama ketika semua negara di dunia menghadapi kendala fiskal karena pandemi Covid-19.

Menurut dia, Indonesia butuh infrastruktur yang berkelanjutan untuk meningkatkan produktivitas di masa kini dan masa depan.

Terutama Indonesia memiliki komitmen dalam Perjanjian Paris untuk menurunkan emisi karbon sebesar 25 persen dengan kapasitas sendiri dan 41 persen dengan dukungan global pada tahun 2030.

Baca juga: Banyak Orang Enggan Bayar Pajak, Sri Mulyani: Dikiranya Hanya untuk Bangun Tol

"Memobilisasi pembiayaan swasta untuk infrastruktur yang berkelanjutan menjadi sangat penting untuk membuka sumber pendanaan, untuk mengembangkan infrastruktur yang berkelanjutan," beber dia.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menjelaskan, pemerintah akan mengadopsi prinsip-prinsip kelestarian lingkungan atau standar kualitas ESG dalam pembangunan infrastruktur dan dalam setiap keputusan investasi.

Asal tahu saja, pembangunan yang dilakukan secara masif dalam dua dekade terakhir disinyalir telah mengabaikan prinsip-prinsip yang mengedepankan kelestarian lingkungan, hingga berdampak pada terjadinya pandemi global.

Oleh karena itu, pembangunan infrastruktur di masa depan mengedepankan penggunaan energi ramah lingkungan, pengelolaan limbah agar tidak menjadi polutan, dan partisipasi dalam konservasi sumber daya alam tak tergantikan.

Lalu, perlakuan wajar terhadap binatang yang tidak semena-mena, dan penerapan sistem manajemen risiko yang efektif dalam pengelolaan risiko lingkungan.

"Implementasi kerangka ESG kami fokuskan pada pemilik proyek untuk berkontribusi dalam pengurangan karbon, penerapan aspek gender untuk inklusivitas, dan pada penerapan teknologi dalam transaksi persiapan dan proses operasi proyek," tandas Sri Mulyani.

Baca juga: Pemda Belum Mandiri, Sri Mulyani: Saat Pusat Shock, Semuanya Ikut Drop...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com