Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penetapan Harga Saham IPO GoTo Dinilai Sudah Memperhitungkan Kondisi Pasar Modal

Kompas.com - 01/04/2022, 19:38 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) telah mendapat persetujuan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melaksanakan penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

GoTo telah menetapkan harga IPO yakni Rp 338 per saham. Harga tersebut mendekati batas atas IPO saham GoTo di rentang harga Rp 316-Rp 346 per saham.

Adapun nilai penawaran umum perdana saham dan penjatahan lebih yang ditawarkan kepada investor adalah sebesar Rp 15,8 triliun (1,1 miliar dollar AS). Ini menjadikan IPO GoTo sebagai IPO terbesar ketiga di Asia serta kelima di dunia sepanjang tahun 2022.

Baca juga: Selidiki Kelangkaan Solar, Pemerintah Bentuk Tim Gugus Tugas

Merespons penetapan harga tersebut, Kepala Praus Capital Marolop Alfred Nainggolan menilai, hal itu pasti sudah melalui pertimbangan yang matang. Ini terlihat dari penawaran umum saham yang dilakukan GoTo berhasil meraup dana hingga senilai Rp 15,8 triliun dan harganya di rentang atas harga penawarannya.

"Harga itu sudah memperhitungkan target investor GoTo dan kondisi pasar modal saat ini, khususnya sentimen terhadap saham teknologi. Kini tinggal investor yang mengambil keputusan, apakah harga itu layak dibeli atau tidak," kata dia dalam keterangan tertulis, Jumat (1/4/2022)

Sebagaimana diketahui, dalam IPO ini GoTo telah menunjuk PT Indo Premier Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, dan PT Trimegah Sekuritas Tbk sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Ketiga perusahaan tersebut dinilai memiliki basis investor yang besar, baik institusi maupun ritel, dilihat dari besarnya nilai transaksi yang dicatatkan.

“Peran underwriter sangat penting dalam proses IPO. Dengan nilai IPO yang cukup besar, basis investor yang dimiliki oleh para underwriter tentunya akan ikut menentukan kesuksesan proses IPO GoTo tersebut,” kata Marolop.

Dalam dokumen prospektus, GoTo mengakui, perusahaan akan sulit meraup keuntungan dalam waktu dekat. Hal ini disebabkan oleh rencana bisnis perusahaan yang masih akan menggelontorkan dana besar untuk melakukan investasi, khususnya terkait pengembangan teknologi.

Baca juga: ICCA Diyakini Jadi Wadah Perlindungan Investor Kripto

Namun demikian, perusahaan gabungan Gojek dan Tokopedia ini dinilai memiliki peluang pertumbuhan bisnis yang besar, mengingat sektor teknologi tengah berada dalam tren pertumbuhan pesat selama beberapa tahun terakhir.

"Seperti halnya di banyak perusahaan teknologi di dunia, investasi di saham seperti ini cocoknya untuk jangka panjang," ucap dia.

Sebagai informasi, dalam IPO di bursa domestik ini, GoTo menawarkan sebanyak 3,43 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah selesainya IPO. Presentase saham yang kecil ini juga menjadi cara GoTo agar sahamnya di bursa tidak menjadi obyek spekulasi.

Dalam IPO ini GoTo juga akan menjalankan skema mekanisme stabilisasi berupa greenshoe option dan hak suara multipel (HSM) atau multiple voting shares (MVS). GoTo akan mengalokasikan dana stabilisasi saham sebesar  160 juta dollar AS atau sekitar Rp 2,3 triliun.

Baca juga: Emas Batangan Tak Kena PPN, Bagaimana dengan Emas Perhiasan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com