Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tunda Peluncuran Bursa Kripto, Wamendag: Jangan Sampai Ada Kesan Tergesa-gesa

Kompas.com - 01/04/2022, 20:29 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perdagangan (Kemendag) kembali menunda peluncuran bursa kripto Indonesia. Sebelumnya, peluncuran bursa kripto ini dijadwalkan pada akhir kuartal-I 2022.

Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga mengatakan, bursa kripto Indonesia akan segera dan secepat mungkin. Pihaknya ingin, pembuatan bursa kripto ini dilakukan dengan teliti dan hati-hati.

"Kami melihat prosesnya panjang, ini bentuk komitmen kami kepada perlindungan konsumen jangan sampai ada kesan yang terburu-buru atau tergesa-gesa. Sehingga (nanti) ada proses yang kelewatan," ujar Jerry saat ditemui media Jumat (1/4/2022).

Baca juga: ICCA Diyakini Jadi Wadah Perlindungan Investor Kripto

Jerry mengungkapkan, pihaknya ingin semuanya terlaksana dengan baik. Ia berharap semuanya sudah terpenuhi dengan baik saat bursa kripto diluncurkan nanti. Terlebih menurut dia, perlindungan konsumen menjadi hal yang utama.

Jerry menyebut, sampai sekarang produk aset kripto yang sudah terdaftar di Badan Pengawasan Perdagangan Berjangka dan Komoditi (Bappebti) sekitar 229 token.

"Masih ada kemungkinan bertambah dengan cara mendaftar dan mengikuti semua regulasi yang berlaku. Kenapa hanya 229 itu adalah bukti kalau kami berhati-hati. Kita tidak mau semua aset token kita terima," ucap Jerry

Jerry menjelaskan, pihaknya tidak ingin konsumen membeli produk yang abal-abal. Hal tersebut membuat token tidak memiliki nilai dan justru berpotensi membuat konsumen rugi.

"Paling penting adanya regulasi untuk mengatur. Adanya produk hukum akan membuat ekosistem yang lebih sehat untuk semua stakeholder. Pencatatannya juga akan lebih jelas," kata Jerry.

Baca juga: Transaksi Kripto Kena PPN mulai 1 Mei 2022, Berapa Tarifnya?

Ia melihat, aset kripto adalah aset yang potensial dan harus dikelola dengan baik. Hal tersebut akan membuat aset kripto berkembang.

Jerry menyebut, sampai dengan bulan Februari tahun 2022, transaksi aset kripto telah mencapai Rp 83,8 triliun dengan jumlah pelanggan sebanyak 12,4 juta.

Jerry menyampaikan, saat ini aset kripto sangat potensial karena Indonesia memiliki banyak talenta yang bisa membentuk ekosistem yang baik.

Sebagai informasi, transaksi aset kripto (cryptocurrency) sepanjang 2021 mencapai Rp 859 triliun. Sedangkan, angka transaksinya sepanjang 2020 baru sekitar Rp 64.9 triliun.

Baca juga: Jumlah Investor Kripto Indonesia Tembus 12,4 Juta Orang, di Dunia Urutan 25 Terbesar

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com