Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Jamu Mbak Suni: UMKM yang Eksis di Tengah Gempuran Kafe Kekinian

Kompas.com - 04/04/2022, 08:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Alifia Riski Monika dan Fandhi Gautama

KOMPAS.com - Sebagai warga Indonesia tentunya kita patut bangga dengan keanekaragaman hayati yang dimiliki oleh negeri tercinta ini. Iklim tropis dengan sinar matahari, curah hujan, dan tanah yang mengandung banyak mineral membuat berbagai jenis tanaman dapat tumbuh dengan baik.

Begitupun dengan tanaman herbal tradisional sebagai sumber utama pembuatan jamu yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan penyakit.

Kepopuleran jamu meningkat sejak pandemi Covid-19 melanda. Jamu banyak diincar karena dipercaya bisa memelihara kesehatan tubuh.

Menteri Koperasi dan Pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten Masduki mengatakan, pelaku UKM khususnya yang bergerak di sektor ramuan tradisional atau jamu, diuntungkan karena meningkatnya tren mengonsumsi produk herbal yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan, seperti jahe merah.

Salah satu UMKM yang berjaya dan menggeluti jamu tradisional adalah jamu Mbak Suni. UMKM ini memiliki kesan milenial dan kekinian dengan konsep kafe yang diharapkan dapat menarik konsumen anak muda.

Sejarah Jamu

Melansir kompas.com, jamu sudah eksis sejak zaman Kerajaan Mataram dengan ditemukannya artefak cobek dan ulekan sebagai alat tumbuk jamu di situs arkeologi Liyangan, di lereng Gunung Sindoro, Jawa Tengah.

Selain artefak, kisah tentang alat pembuatan jamu juga ditemukan pada relief di Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Candi Bawang. Jamu sempat mengalami masa surut ketika masyarakat mulai mengenal obat-obatan modern.

Pada tahun 1940-an, khasiat jamu kembali mendapat kepercayaan dengan dibentuknya Komite Jamu Indonesia pada era pendudukan Jepang.

Baca juga: Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO, Bagaimana Sejarah Jamu?

Seiring berjalannya waktu, teknologi pembuatan jamu kian berkembang mulai dari cara tradisional hingga modern dengan berbagai jenis olahan. Bahkan kini, jamu telah memiliki standar dan bersertifikat.

Manfaat Jamu

Penelitian menemukan bahwa jamu mungkin dapat menjadi salah satu pilihan untuk memperkuat sistem imun tubuh seseorang. Tanaman yang dapat dikonsumsi dan dibuat untuk jamu immune booster antara lain adalah temulawak, kunyit, dan jahe.

Selain bahan utama tersebut dapat juga ditambahkan bahan lain untuk menambah rasa dan memberi aroma seperti kayu manis, serai, dan gula aren. Founder Suwe Ora Jamu, Nova Dewi juga menuturkan, jamu tidak semata-mata digunakan untuk membentuk dan meningkatkan imunitas secara instan.

Imunitas dapat ditingkatkan lewat berbagai cara, salah satunya adalah mengonsumsi makanan dan minuman sehat, menerapkan gaya hidup sehat, serta istirahat yang cukup. Jamu juga berfungsi sebagai rehabilitatif, yakni dapat menjaga tubuh untuk benar-benar pulih dari virus.

Jamu Mbak Suni dalam perjalanannya juga mengikuti permintaan pasar, terlebih permintaan jamu empon-empon selama pandemi Covid-19.

Sunita selaku founder mengakui jika permintaan empon-empon meningkat sejak Menteri Kesehatan mengklaim jika jamu tersebut bisa menangkal Covid-19.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com