Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Dunia Menguat, Dipicu Rencana Sanksi Baru ke Rusia gara-gara Temuan Kuburan Massal Warga Sipil

Kompas.com - 05/04/2022, 10:45 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Sumber CNBC

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga emas dunia menguat pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB) karena investor mencari aset yang aman di tengah rencana negara-negara Barat memberikan sanksi baru terhadap Rusia.

Adanya sanksi baru akan semakin menaikkan inflasi, sehingga emas sebagai aset lindung nilai menjadi diminati.

Baca juga: Rusia Bakal Dikenakan Sanksi Baru, Harga Minyak Dunia Melonjak 4 Persen

Mengutip CNBC, Rabu (30/3/2022), harga emas di pasar spot naik 0,4 persen menjadi di level 1.932,78 dollar AS per troy ounce. Sementara harga emas berjangka Comex New York Exchange naik 0,5 persen ke level 1.934 dollar AS per troy ounce.

"Ada kemungkinan terjadi inflasi yang lebih tinggi karena perlambatan pengiriman terkait pandemi di China serta perang di Ukraina, yang menjadi pertanda baik bagi emas," ujar Daniel Pavilonis, Ahli Strategi Pasar Senior di RJO Futures.

Baca juga: Harga Emas Dunia Rebound Berkat Dollar AS yang Melemah

Rencana sanksi baru gara-gara temuan kuburan massal

Meningkatnya kematian warga sipil di Ukraina, membuat negara-negara Eropa akan menjatuhkan lebih banyak sanksi pada sektor energi Rusia.

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan, Presiden Rusia Vladimir Putin dan pendukungnya akan 'merasakan konsekuensi' dari peristiwa di Bucha, di luar Ibu Kota Kyiv, di mana ditemukannya kuburan massal dan mayat terikat ditembak dari jarak dekat.

Menurut Scholz, sekutu Barat akan menyetujui sanksi lebih lanjut terhadap Rusia dalam beberapa hari mendatang, meskipun belum jelas waktunya dan seberapa besar sanksi baru yang akan diberikan terhadap Rusia.

Baca juga: Greenpeace Blokade Tanker Raksasa Pertamina Saat Transfer Minyak Asal Rusia

Sinyal kenaikan suku bunga AS

Di sisi lain, saat ini investor juga tengah menantikan rilis risalah dari pertemuan kebijakan terakhir Bank Sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve pada hari Rabu, guna mengetahui sinyal kenaikan suku bunga acuan 50 basis poin pada bulan depan.

Namun, ekspetasi kenaikan suku bunga yang agresif telah membuat mata uang dollar AS dan imbal hasil U.S Treasury atau obligasi pemerintah AS menguat. Pergerakan dollar AS pun telah menahan laju kenaikan harga emas.

Seperti diketahui, emas memang dianggap sebagai aset lindung nilai, namun kenaikan suku bunga AS meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil seperti pada instrumen investasi lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com