Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsorsium Swasta Tata Insani Mukti Buka Soal Polemik Dana Talangan SEA Games 1997

Kompas.com - 07/04/2022, 09:10 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kisruh dana talangan SEA Games 1997 yang ditagihkan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) kepada Bambang Trihatmodjo masih berlanjut.

Kali ini, Direktur Utama PT Tata Insani Mukti (TIM) sekaligus Ketua Harian Konsorsium Swasta Mitra Penyelenggara SEA Games XIX 1997, Bambang Riyadi Soegama, buka suara terkait ihwal kisruh tersebut.

Ia mengatakan, uang Rp 35 miliar yang diberikan untuk dana talangan bukanlah bersumber dari APBN, melainkan dari dana pungutan reboisasi pihak swasta yang ditampung di Kementerian Kehutanan. Maka tagihan dari Kemenkeu ke Bambang Trihatmodjo dinilai salah sasaran.

Baca juga: Bambang Trihatmodjo Emoh Bayar Utang ke Pemerintah, Begini Alasannya

Menurut Bambang Riyadi, jika dilihat dari fakta sejarah yang menyeluruh, seharusnya negara berterima kasih kepada konsorsium swasta yaitu PT TIM, termasuk juga Bambang Trihatmodjo.

"Sebenarnya dilihatlah dari kepatutan kewajaran, fakta sejarah yang menyeluruh, tidak sepotong-potong dan ada tendensi, seharusnya negara malah memberikan apresiasi kepada kami dan semua orang yang membantu suksesnya acara tersebut sampai Indonesia menjadi juara umum, apalagi Pak Bambang Trihatmodjo," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (6/4/2022).

Dia menceritakan, ide awal konsorsium swasta sebenarnya dari Enggartiasto Lukita, setelah pihaknya mendapat informasi Brunei Darussalam mundur menjadi tuan rumah. Selanjutnya, Enggartiasto mengajak Bambang Trihatmodjo untuk membuat konsorsium swasta dan anak Presiden RI ke-2 itu mengiyakan ajakan tersebut.

Kemudian konsorsium swasta melakukan koordinasi dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) untuk menentukan arahan berapa dana yang dibutuhkan. Melalui koordinasi itu diperoleh angka kebutuhan dana sebesar Rp 70 miliar.

Namun seiring waktu berjalan, ternyata diperlukan biaya lain yang di minta oleh KONI untuk melakukan pembinaan atlet dan sarana pendukung lainnya sebesar Rp 35 miliar. Konsorsium swasta akhirnya meminta dana dari pemerintah untuk menutupi biaya tersebut.

Baca juga: Bambang Trihatmodjo Minta Sri Mulyani Setop Tagih Utang SEA Games 1997

Oleh karena itu, keluarlah keputusan Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 01/IHHT/1997 tentang Pinjaman dana dengan bunga 15 persen. Akan tetapi, laporan pertanggung jawaban pinjaman tersebut akan dialihkan menjadi bantuan presiden karena penyelenggaraan SEA Games pada dasarnya merupakan kepentingan negara.

"Faktanya memang di keluarkan oleh Kemensetneg secara administratif keuangan negara juga tidak berasal dari APBN, namun berasal dari dana reboisasi," ucap Bambang Riyadi.

Pada akhirnya, ia mengungkapkan, total biaya untuk penyelenggaraan SEA Games di tahun 1997 tersebut mencapai Rp 156 miliar. Dana ini membengkak karena adanya biaya pengadaan pakaian seragam hingga fasilitas penginapan atlet.

Alhasil terdapat dana talangan yang dilakukan oleh konsorsium swasta sebesar Rp 51 miliar. Adapun sebagian besar dana tambahan dari pihak konsorsium swasta itu disebut berasal dari kantong Bambang Trihatmodjo.

"Kami sudah anggap lost, buktinya sampai berakhirnya SEA Games 1997, sampai 2019 kita enggak ungkit-ungkit lho. Mas Bambang Tri tidak ada keinginan untuk menggugat uangnya kembali, mas Bambang kan diusik melalui TIM," kata Bambang Riyadi.

"Kalau benar kita mau gunakan APBN, kita akan bayar. Tapi ini dana reboisasi yang diperbantukan untuk kita, sebagai dana peminjaman sementara. Jadi, jangan sampai ada ketidaksenangan politik dengan klan Soeharto," tambah dia.

Untuk diketahui, jumlah piutang negara yang ditagih Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kepada Bambang Trihatmodjo mencapai Rp 64 miliar.

Jumlah itu dari akumulasi pinjaman pokok sebesar Rp 35 miliar ditambah dengan bunga sebesar 15 persen dengan jangka waktu 1 tahun atau selama periode 8 Oktober 1997 hingga 8 Oktober 1998.

Baca juga: Ditagih Utang Terkait Dana Talangan SEA Games 1997, Bambang Trihatmodjo Merasa Heran

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com