JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar mengatakan, konflik Rusia dan Ukraina dalam jangka menengah-panjang berpotensi memicu deglobalisasi dimana negara-negara dunia tidak lagi mengandalkan rantai pasok dunia yang sebelumnya dianggap efisien.
Menurutnya hal itu didorong karena sanksi yang dikenakan pada Rusia saat ini membuat negara-negara di dunia berfikir tentang potensi mereka terkena sanksi yang serupa di masa depan yang berdampak pada ketersediaan pangan dan energi.
Baca juga: Profil Mahendra Siregar, Wamenlu yang Ditetapkan Jadi Ketua OJK 2022-2027
"Konflik Rusia dan Ukraina dalam jangka menengah-panjang berpotensi memicu deglobalisasi dimana negara-negara dunia tidak lagi mengandalkan rantai pasok dunia. Dalam konteks itu tentu masing-masing negara akan melihat kepada kemampuan secara nasional untuk melakukan proses produksi pangan itu sendiri, baik di dalam negeri maupun di kawasan," ujar Mahendra dalam diskusi virtual Konflik-Rusia Ukraina, Kamis (7/4/2022).
Tak hanya itu, Mahendra mengatakan, konflik ini turut berpengaruh terhadap aktivitas ekspor dan impor Indonesia dengan kedua negara tersebut.
Memang diakuinya, nilai perdagangan Indonesia dengan kedua negara tersebut hanya 2 persen dari total perdagangan Indonesia.
"Impor terbesar dari kedua negara tersebut adalah gandum yang mencapai nilai hampir 1 miliar dollar AS terutama Ukraina dan bahan baku pupuk khususnya Rusia dan Belarus yang terkena sanksi. Ini yang akan mempengaruhi secara langsung," katanya.
Baca juga: Mahendra Siregar Ditetapkan Jadi Ketua Dewan Komisioner OJK, Mirza Adityaswara Jadi Wakil Ketua
Kesulitan impor gandum dan bahan baku pupuk serta kesulitan transaksi keuangan dengan Rusia, diperkirakan akan berdampak cukup signifikan terhadap ketersediaan beberapa komoditas di Indonesia.
"Sehingga pemerintah saat ini bekerja sama dengan kalangan pelaku usaha mencoba memitigasi kemungkinan sasaran pasar baru di luar yang terdampak ini secara langsung," ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.