Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konflik Rusia-Ukraina Kerek Harga Minyak Mentah RI Jadi 113,50 Dollar AS

Kompas.com - 08/04/2022, 20:31 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga rata-rata minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) pada Maret 2022 melonjak menjadi 113,50 dollar AS per barrel. Nilai itu naik 17,78 dollar AS per barrel dibandingkan Februari 2022 yang sebesar 95,72 dollar AS per barrel.

Penetapan harga rata-rata minyak mentah ini tercantum dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 33.K/MG.03/DJM/2022 tentang Harga Minyak Mentah Indonesia Bulan Maret 2022 tanggal 1 April 2022.

"Harga rata-rata minyak mentah Indonesia untuk bulan Maret 2022 ditetapkan sebesar 113,50 dollar AS per barrel," demikian bunyi Kepmen tersebut seperti dikutip dari keterangan Kementerian ESDM, Jumat (8/4/20222).

Baca juga: Tinjau Produksi Tahu di Jakarta, Mentan SYL Pastikan Ketersediaan Kedelai untuk Ramadhan dan Lebaran Aman

Berdasarkan Executive Summary Tim Harga Minyak Indonesia, beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan harga minyak mentah utama di pasar internasional, selain terganggunya pasokan seiring terjadinya konflik Rusia-Ukraina, juga dipengaruhi pengenaan sanksi dan kegagalan infrastruktur produksi di negara-negara penghasil minyak mentah.

Potensi pengenaan sanksi negara-negara Barat atas ekspor minyak mentah Rusia berpotensi menambah defisit pasokan minyak mentah global di saat permintaan minyak mentah global mulai mengalami peningkatan.

Sementara konflik yang terjadi di anggota OPEC+, sabotase di negara-negara Afrika Barat, dan perang sipil di Libya menyebabkan berkurangnya produksi dan kegagalan dalam pemenuhan kuota produksi. Selain itu, kegagalan infrastruktur akibat serangan badai juga melumpuhkan fasilitas ekspor di Kazakhtan.

Baca juga: GoTo Listing Pekan Depan, Seberapa Menarik Sahamnya untuk Dikoleksi?

Peningkatan harga minyak dunia juga erat kaitannya dengan pasokan minyak dunia yang dipengaruhi sejumlah faktor, yakni pengenaan sanksi atas ekspor minyak mentah Rusia yang berpotensi mengganggu pasokan minyak mentah global sebesar 1,2-4,5 juta bopd.

Selain itu, OPEC+ hingga saat ini tetap pada kesepakatan awal untuk meningkatkan pasokan hanya sebesar 400.000 bopd.

Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA), sebagai produsen dengan kapasitas cadangan yang besar dan mampu untuk meningkatkan produksi secara instan, sejauh ini tidak menunjukkan kesediaan untuk melakukan peningkatan produksi.

Baca juga: Erick Thohir Minta PLN Garap Bisnis di Luar Kelistrikan, Ini Alasannya

Faktor lainnya yaitu terganggunya fasilitas ekspor Caspian Pipeline Consortium (CPC) di Kazakhstan akibat serangan badai dan berpotensi mengganggu penyaluran minyak mentah sekitar 1 juta bopd.

Berdasarkan Laporan Badan Energi Internasional (IEA) Maret 2022, diprediksi terjadi defisit pada neraca kesetimbangan pasokan dan permintaan minyak mentah global sebesar 700.000 bopd pada kuartal dua tahun 2022.

Sementara itu, berdasarkan Laporan OPEC Maret 2022, terdapat revisi penurunan proyeksi produksi minyak mentah negara-negara Non-OPEC di 2022 sebesar 12.000 bopd menjadi 66,59 juta bopd, dibandingkan proyeksi laporan bulan sebelumnya.

Baca juga: OJK Berikan Izin Usaha Perusahaan Pergadaian ke PT Indo Gadai Jaya

Terkait permintaan minyak dunia, dinyatakan dalam executive summary bahwa berdasarkan Laporan OPEC Maret 2022, terdapat peningkatan proyeksi permintaan minyak dunia pada 2022 sebesar 100.000 bopd menjadi 100,9 juta bopd, dibandingkan proyeksi laporan bulan sebelumnya.

Sedangkan untuk peningkatan harga terkait stok minyak dipengaruhi sejumlah faktor, antara lain berdasarkan Laporan IEA Maret 2022, terdapat penurunan stok industri negara-negara OECD pada Februari 2022 hingga 29,8 juta barrel dibandingkan bulan Januari 2022.

Pada akhir Januari 2022, stok industri negara-negara OECD mencapai 335 juta barrel di bawah rata-rata 5 tahun terakhir dan berada pada posisi terendah selama 8 tahun terakhir.

Baca juga: Jangan Sampai Kena Denda, Pekerja dan Freelancer Wajib Tahu SPT Pajak!

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com