Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wall Street Melemah Usai Inflasi AS Capai Rekor Tertinggi dalam 40 Tahun

Kompas.com - 13/04/2022, 06:59 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber CNBC

JAKARTA, KOMPAS.com – Bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street ditutup melemah pada Selasa (12/4/2022). Hal ini terjadi setelah pengumuman inflasi AS sebesar 8,5 persen atau tertinggi dalam 40 tahun terakhir (sejak 1981).

Saham–saham rontok karena investor mencermati data inflasi AS terbaru, dengan kenaikan harga yang cukup tajam pada bulan lalu. S&P 500 turun 0,34 persen menjadi 4.397,45, Nasdaq Composite turun 0,3 persen menjadi 13.371,57, dan Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup 87,72 poin lebih rendah, atau 0,26 persen, menjadi 34.220,36.

Menurut data dari Departemen Tenaga Kerja, harga konsumen atau consumer price index (CPI) di bulan Maret 2022 melonjak 8,5 persen dari tahun lalu. Sementara itu, CPI inti yang tidak termasuk harga pangan dan energi naik 0,3 persen di bulan Maret, dan CPI inti secara tahunan naik 6,5 persen.

Baca juga: Saat Keberadaan Mafia Minyak Goreng Masih Jadi Misteri...

Angka inflasi yang tinggi meningkatkan ekspektasi kebijakan moneter yang lebih ketat dari Federal Reserve. Hal ini dikhawatirkan dapat memperlambat perekonomian. The Fed menaikkan suku bunga pada pertemuan Maret, dan diperkirakan akan meningkat lebih banyak sepanjang tahun ini.

“Saya pikir The Fed harus melanjutkan setidaknya kenaikan 50 basis poin pada pertemuan mendatang. Satu basis poin sama dengan 0,01 poin persentase, dan The Fed benar-benar harus menaikan suku bunga, jika ingin memperlambat inflasi,” kata profesor keuangan Wharton School Jeremy Siegel dikutip dari CNBC.

Siegel juga mengisyaratkan ada potensi kenaikan inflasi yang terus berlanjut pada bulan–bulan mendatang tahun ini. Saham teknologi seperti Microsoft dan Nvidia turun masing-masing turun 1,1 persen dan 1,9 persen.

Baca juga: Pemudik via Kapal Laut Diprediksi Melonjak 234 Persen, Ini Langkah Kemenhub

Pergerakan saham Wall Street juga dibayangi oleh lonjakan harga minyak karena China melakukan lockdown akibat kenaikan kasus Covid-19. Patokan internasional minyak mentah Brent melonjak 6,26 persen menjadi menetap di 104,64 dollar AS per barel. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate naik 6,69 persen menjadi 100,6 dollar AS per barel.

Saham energi mengikuti kenaikan harga minyak. Occidental Petroleum melonjak 2,1 persen, Devon Energy naik 3,7 persen, Marathon Oil melesat sekitar 4,2 persen, dan Chevron menguat hampir 2,1 persen.

Baca juga: BLT Minyak Goreng Rp 300.000 Bakal Cair, Ini Cara Cek Penerimanya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com