Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Kenali Apa Itu Hiring Bias pada Rekrutmen Karyawan

Kompas.com - 13/04/2022, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Jessica Aldrin, Dr. Ir. Rita Markus Idulfilatri, M.Psi.T, Dhindayanti Putri, M.Psi., Psikolog

Tugas seorang Human Resource (HR) adalah membuat penilaian tentang kandidat mana yang cocok untuk mengikuti proses rekrutmen.

Namun, dalam proses rekrutmen, keputusan HR seringkali dipengaruhi oleh prasangka bawah sadar (unconscious bias) (Yulita, 2021).

Pada proses awal perekrutan, nama, tempat lahir, atau foto pada Curriculum Vitae (CV) kandidat mungkin memiliki dampak pada keputusan.

Dengan kata lain, variabel tidak relevan tersebut dapat memengaruhi keputusan HR secara negatif (Pavlou, n.d.).

Keputusan yang tidak berhubungan dengan keahlian kandidat tersebut dapat memunculkan bias perekrutan atau hiring bias, yang akan berdampak pada proses rekrutmen karena penilaian kandidat menjadi tidak adil (Yulita, 2021).

Hiring bias membentuk prasangka yang diskriminatif terhadap kandidat. Salah satu contoh adalah ketika HR lebih menyukai satu kandidat daripada kandidat lainnya hanya karena kandidat pertama tampak seperti seseorang yang lebih mudah bergaul (Pavlou, n.d.).

Kandidat yang dinilai berdasarkan bias dapat kehilangan kesempatan karena variabel yang tidak terkait dengan kualifikasi atau deskripsi pekerjaan mereka (Yulita, 2021).

Apa itu hiring bias?

Hiring bias adalah pendapat atau perasaan dimiliki oleh rekruter tentang seseorang saat memutuskan apakah mereka memenuhi syarat untuk suatu pekerjaan atau tidak.

Pakaian, aksen, atau lingkungan tempat tinggal mereka dapat memengaruhi pikiran dan perasaan rekruter (Knocker, 2021).

Bias dapat terjadi karena otak manusia terbiasa mengambil jalan pintas untuk membantu manusia membuat keputusan dengan cepat.

Contohnya, kandidat tinggal di lingkungan kota yang mewah, rekruter akan dengan cepat menganggap bahwa kandidat sudah sukses dan akan memiliki performa yang baik di posisi barunya.

Contoh Lain, saat kandidat sudah memiliki tiga anak, rekruter akan menganggap bahwa kandidat terlalu sibuk dengan kewajiban keluarga untuk fokus pada pekerjaan (Knocker, 2021).

Bahaya dari hiring bias

Dikutip dari Howard (2017), unconscious bias memiliki implikasi merugikan yang sama dengan diskriminasi dan bias yang dilakukan secara sadar.

Oleh karena itu, rekruter harus menjadi penggerak untuk menciptakan keragaman di tempat kerja.

Perusahaan dengan karyawan yang beragam telah terbukti dapat bekerja lebih efektif dan berkinerja lebih baik.

Karyawan dengan keragaman latar belakang, etnis, pengalaman, dan gaya kerja akan mendorong inovasi dan memungkinkan berbagai pemikiran dan sudut pandang.

Dikutip dari Alexandra (2020), perusahaan dengan karyawan yang berasal dari berbagai kultur 35 persen lebih mungkin untuk mengungguli median industri nasional masing-masing.

Keragaman gender membantu perusahaan mengungguli median sebesar 15 persen.

Macam-macam hiring bias

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Obligasi atau Emas, Pilih Mana?

Obligasi atau Emas, Pilih Mana?

Work Smart
Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Whats New
KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

BrandzView
Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 per Kilogram

Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 per Kilogram

Whats New
Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Whats New
Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Whats New
HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

Whats New
Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Whats New
BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

Whats New
Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Whats New
Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

Whats New
Dollar AS Melemah, Kurs Rupiah Masih Bertengger di Rp 16.100

Dollar AS Melemah, Kurs Rupiah Masih Bertengger di Rp 16.100

Whats New
Hilirisasi Nikel, Bagaimana Dampaknya bagi Pertumbuhan Ekonomi?

Hilirisasi Nikel, Bagaimana Dampaknya bagi Pertumbuhan Ekonomi?

Whats New
Bandara VVIP IKN Bakal Dioperasikan Terbatas Saat Upacara 17 Agustus

Bandara VVIP IKN Bakal Dioperasikan Terbatas Saat Upacara 17 Agustus

Whats New
Kopi Tuku Buka Kedai 'Pop-up' Pertamanya di Korsel

Kopi Tuku Buka Kedai "Pop-up" Pertamanya di Korsel

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com