Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani: Ada Kementerian Ngotot Minta Anggaran Lebih, tapi Pengelolaannya Amburadul

Kompas.com - 13/04/2022, 15:30 WIB
Fika Nurul Ulya,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui masih ada kementerian/lembaga (K/L) yang ngotot minta anggaran banyak, namun tidak dibarengi dengan pengelolaannya.

Bendahara negara ini menuturkan, banyaknya anggaran belanja pemerintah pusat (BPP) maupun dana transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) harus sejalan dengan optimalisasi belanja untuk mensejahterakan masyarakat.

"Harus diakui ada K/L yang kapasitas untuk mendesainnya masih harus diperbaiki. Jadi mereka meminta anggaran hanya karena tahun lalu dapatnya sekian, ya tahun ini sekian, plus sedikit modifikasi kiri kanan gitu," kata Sri Mulyani dalam Rakornas Pelaksanaan Anggaran Tahun 2022 di Jakarta, Rabu (13/4/2022).

Baca juga: Manfaatkan Sisa Anggaran, Sri Mulyani Sebut Penarikan Utang Susut Rp 100 Triliun

Wanita yang karib disapa Ani ini menjelaskan, buruknya pengelolaan terlihat dari mentahnya desain anggaran yang diajukan K/L kepada Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Akibatnya, sasaran pembangunan, termasuk pembangunan sumber daya manusia yang menjadi hasil pengeluaran anggaran (output/outcome) tidak terealisasi.

"Penginnya dapat (umpamanya) Rp 100 (triliun) tahun lalu, (tahun ini harus dapat juga Rp 100 triliun). Begitu dipotong dikit rasanya dunia runtuh. Padahal kita sampaikan bahwa 5 tahun berturut-turut, penyerapannya seperti ini, tapi mereka tetap ngotot mintanya Rp 100 (triliun)," sebut dia.

Baca juga: Anggaran Kementerian PUPR Tahun 2022 Disetujui Rp 100,5 Triliun

Namun Sri Mulyani mengaku, ada pula pihak kementerian/lembaga yang sangat bagus mendesain pengelolaan anggaran.

Sebelum meminta anggaran, K/L tersebut terlebih dulu memaparkan secara rinci rencana penggunaan anggaran sekaligus manfaat apa yang dihasilkan dari belanja anggaran tersebut.

"Ternyata ada juga K/L yang sangat bagus untuk mendesain, (mereka bilang), 'Saya ingin menggunakan anggaran untuk mencapai output outcome tertentu'. Output jelas, outcome jelas, dan desain untuk permintaan anggarannya sangat baik," tutur Ani.

Baca juga: Ketua KPPU Curhat Alokasi Anggaran Mereka Terus Dipangkas Selama 5 Tahun Terakhir

Lebih lanjut dia menjabarkan, penyerapan anggaran hanyalah salah satu dari indikator kualitas pelaksanaan anggaran.

Kemenkeu bersama Bappenas, sambung Ani, akan memperbaiki kualitas belanja anggaran mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan, dan memonitor hasil pelaksanaan tersebut.

"Ini menjadi salah satu cara K/L memiliki kesamaan, ini dana untuk apa? Bisa diukur atau enggak manfaatnya?. Spending better, kita tetap perbaiki kualitas belanjanya," tandas Ani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com