Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membangun Metaverse secara Berkelanjutan dengan Edge Computing

Kompas.com - 13/04/2022, 19:11 WIB
Alek Kurniawan,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.comMetaverse muncul sebagai istilah baru pada industri teknologi. Istilah ini mengemuka sejak CEO Facebook Mark Zuckerberg mengumumkan rencana investasi sebesar 10 miliar dollar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 143 triliun untuk menciptakan Web 3.0.

Sebagai informasi, metaverse merupakan pertemuan antara dunia digital dan fisik. Secara lebih spesifik, metaverse adalah sebuah ruang virtual tiga dimensi tempat para pengguna (user) berkumpul. Mereka dapat berinteraksi satu sama lain di lingkungan replikasi dunia fisik dengan modifikasi-modifikasi tertentu.

Konsep metaverse membuka peluang yang begitu luas bagi para pengguna untuk mencoba beragam aktivitas, mulai dari bepergian, berbelanja, mencoba pakaian, hingga menghadiri konser-konser virtual.

Baca juga: Konsep Smart Living Jadi Kebutuhan Masyarakat, Schneider Electric Hadirkan Inovasi Baru

Ketika ide tersebut menjadi sorotan, di saat yang bersamaan, masyarakat juga semakin familiar dengan financial technology (fintech) dan cryptocurrency. Hal ini menjadikan konsep Metaverse memiliki peluang lebih besar untuk berkembang.

Namun, bila dirunut dari awal, konsep Metaverse bukanlah istilah baru. Business Vice President Secure Power Schneider Electric Indonesia and Timor Leste Yana Ahmad Haikal mengatakan, konsep ini sebelumnya sudah dimasukkan ke dalam platform gaming dengan istilah berbeda.

“Meskipun begitu, potensi pengembangannya masih luas. Para pengembang pun harus menempuh jalan panjang untuk menggali potensi metaverse sepenuhnya,” kata Yana dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Selasa (12/4/2022).

Baca juga: Wujudkan Industri Hijau melalui Percepatan Transisi Energi Bersih dan Digitalisasi Pengelolaan Energi

Faktanya, perusahaan-perusahaan besar kini mulai memasuki dunia metaverse dan tampak antusias menjadi bagian dari pengalaman internet yang imersif ini.

“Meskipun berinvestasi di metaverse tampak menyenangkan, para pemimpin bisnis perlu memiliki pemahaman mendalam mengenai metaverse,” ujar Yana.

Salah satu hal yang dibutuhkan dalam pengembangan metaverse adalah kebutuhan akan koneksi internet yang cepat dan andal tanpa adanya latensi.

Bisa dibilang, jaringan 5G dan solusi edge computing menjadi solusi terbaik untuk mengatasi hal tersebut.

Baca juga: Schneider Go Green, Wadah Generasi Muda Berinovasi di Bidang Energi Berkelanjutan

“Jaringan 5G dapat memberikan bandwitch yang tepat untuk mendukung koneksi pengguna ke metaverse. Sementara itu, edge computing dapat menjadi solusi untuk mengurangi latensi serta memungkinkan pemindahan data dan konten digital yang besar secara real-time,” kata Yana.

Dunia virtual yang berkelanjutan

Meskipun pembahasan tentang metaverse begitu menarik dan membuat industri bergairah, tetapi masih ada masalah terhadap volume pertukaran data, bandwitch, serta pengoperasian data center yang membutuhkan begitu banyak energi.

“Ketika perusahaan bergerak menuju dunia metaverse dan membangun lebih banyak pusat data, mereka harus bekerja dengan para ahli untuk mengatur dan memprioritaskan keberlanjutan data center,” jelas Yana.

Perusahaan dapat mulai memeriksa emisi Scope 2, mengkaji kembali sumber energi, dan mempertimbangkan teknologi bersih untuk mengatasi jejak karbon yang dihasilkan.

Baca juga: Schneider Electric dan Kemendikbud Ristek Jalin Kerja Sama Perkuat Kompetensi SDM Vokasi Indonesia

Pembangunan edge data center yang ramah lingkungan menjadi kebutuhan untuk memastikan masa depan dunia yang berkelanjutan.

Arsitektur data center yang saling terintegrasi, pengelolaan energi cerdas, penerapan solusi kontrol otomatis, dan solusi data center berbasis artificial intelligence (AI) dapat mendukung pengelolaan edge data center untuk membangun dunia metaverse yang ramah lingkungan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com