JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2022 tercatat surplus sebesar 4,53 miliar dollar AS.
Secara kumulatif, surplus neraca perdagangan mencapai 9,33 miliar dollar AS. Nilainya jauh lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 5,52 miliar dollar AS, maupun tahun 2020 sebesar 2,54 miliar dollar AS.
"Surplus neraca perdagangan pada bulan Maret 2022 sebesar 4,53 miliar dollar AS. Kalau dari catatan kami, neraca perdagangan sudah surplus untuk 23 bulan beruntun," kata Kepala BPS, Margo Yuwono dalam konferensi pers, Senin (18/4/2022).
Baca juga: Surplus Neraca Dagang RI Tembus 35 Miliar Dollar AS, Tertinggi sejak 15 Tahun Terakhir
Margo menuturkan, komoditas terbesar menyumbang surplus pada Maret 2022 masih dipegang oleh bahan bakar mineral (HS27), diikuti minyak hewan nabati, serta besi dan baja. Surplus terjadi dengan tiga negara, yakni AS, India, dan Filipina.
Margo menjelaskan, surplus perdagangan dengan Amerika Serikat (AS) adalah yang tertinggi. Nilainya mencapai 2.039,8 juta dollar AS.
"Komoditas penyumbang surplus adalah lemak dan minyak hewan nabati, serta alas kaki (HS64)," beber Margo.
Baca juga: Kemendag Optimistis Surplus Neraca Dagang Tembus 2 Kali Lipat di Akhir Tahun
Sementara itu, surplus dengan India mencapai 1.211,5 juta dollar AS. Komoditas penyumbang surplus, yakni bahan bakar mineral, serta lemak dan minyak hewan nabati.
Sedangkan dengan Filipina, surplus mencapai 916,9 juta dollar AS. Komoditas penyumbang surplus adalah bahan bakar mineral, serta kendaraan dan bagiannya
"Mudah-mudahan tren surplus terus meningkat dan memberikan dampak pada pemulihan ekonomi di Indonesia," ucap Margo.