Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buwas: Petani Masih Maju Mundur Menanam Kedelai

Kompas.com - 19/04/2022, 06:39 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) terus dorong produksi kedelai lokal.

Namun demikian, ada beberapa hal yang membuat petani kedelai lokal masih enggan menggenjot produksi kedelainya.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, saat ini petani kedelai masih enggan mendorong produktivitasnya karena biaya produksi yang mahal.

"Petani masih maju mundur untuk menanam kedelai. Sekarang produksi petani masih terbatas, karena jaminan kedelai akan dibeli dengan harga yang pantas belum didapatkan," kata dia saat konferensi pers di Gudang FKS Multiagro, Bekasi Senin (18/4/2022).

Baca juga: Bulog Salurkan 8 Truk Kedelai Asal AS ke Perajin Tahu Tempe

Dia menyebutkan, hal tersebut merupakan faktor utama penyebab swasembada kedelai masih belum dapat terealisasikan.

Namun demikian, ia menuturkan saat ini pihaknya juga telah membina petani untuk meningkatkan kualitas produksinya. Misalnya ia bilang, hasil kedelai produksi petani dalam negeri masih sering tercampur tanah dan rumput. Sedangkan, produk kedelai impor hasilnya relatif bersih.

"Harapannya, impor semakin kecil karena tidak mungkin sekaligus tidak impor," ucap pria yang akrab disapa Buwas ini.

Dia berharap, nantinya Indonesia tidak ketergantungan pada impor kedelai.

Buwas mengatakan, Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian sedang getol menggenjot produksi kedelai lokal.

LIPI, IPB, dan UGM juga saat ini telah mengembangkan bibit lokal dengan kualitas bagus. Nantinya, hasil dari penelitian tersebut akan coba dikembangkan ke seluruh wilayah Indonesia.

"Kami berharap, ke depan dapat memenuhi kebutuhan (kedelai) dalam negeri, khususnya untuk perajin tempe tahu. Saat ini, kurang lebih kebutuhannya dalam setahun itu sekitar 3 sampai 3,5 juta ton, untuk kebutuhan perajin tempe tahu," urai dia.

Buwas memerinci, saat ini produksi kedelai dalam negeri atau kedelai lokal baru menyentuh 500.000 sampai 600.000 ribu ton per tahun. Dengan kata lain, kebutuhan impor kedelai masih tinggi, atau sekitar 3 juta ton.

Baca juga: Kedelai Amerika Serikat Jadi Pilihan Perajin Tahu Tempe, Apa Sebabnya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com