Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wall Street Berakhir di Zona Merah, Ini Penekannya

Kompas.com - 19/04/2022, 07:03 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

WALL STREET, KOMPAS.com - Bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street ditutup melemah pada Senin (18/4/2022) waktu setempat (Selasa pagi WIB). Pelemahan ini terjadi didorong oleh kekhawatiran investor terhadap laporan pendapatan perusahaan yang berpotensi terdampak inflasi AS yang tinggi.

Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,11 persen, S&P 500 melemah 0,02 persen, dan Nasdaq Komposit terkoreksi 0,14 persen. Pelemahan juga terjadi karena imbal hasil Treasury AS tenor 10 tahun yang mencapai level tertinggi sejak akhir 2018, atau sebesar 2,884 persen.

Di awal Maret 2022, imbal hasil Treasury AS tenor 10 tahun berada pada level 1,71 persen, namun setelah rencana Federal Reserve untuk melakukan pengetatan moneter guna menekan inflasi, imbal hasil Treasury AS terus mengalami kenaikan.

Baca juga: IHSG Ditutup Menguat, Asing Borong Saham TLKM, BBRI, dan ASII

Kepala Strategi Investasi CFRA Sam Stovall mengatakan, sentimen – sentimen tersebut turut membebani pergerakan harga saham dan memicu kekhawatiran tentang resesi yang akan terjadi di masa mendatang.

“Kekhawatiran besarnya adalah, seberapa konsisten dan seberapa jauh imbal hasil Treasury AS 10 tahun akan naik, akibat konflik Ukraina, inflasi, dan kebijakan The Fed yang akan suku bunga 50 basis poin pada pertemuan berikutnya,” kata Sam Stovall, kepala strategi investasi CFRA mengutip CNBC.

Kenaikan harga komoditas pada hari Senin juga mendorong kekhawatiran tentang inflasi, serta bagaimana perusahaan – perusahaan akan menghadapi kenaikan biaya ke depan. Harga jagung mencapai level tertinggi dalam 9 tahun, demikian juga harga gas alam melonjak ke level tertinggi sejak tahun 2008.

Saham – saham mega cap teknologi menguat, seperti Meta Platforms yang naik 0,28 persen, Amazon 0,71 persen, Microsoft 0,25 persen dan Alphabet 0,75 persen.

“Volatilitas di pasar obligasi terlalu tinggi saat ini, membuat investor memanfaatkan peningkatan dalam imbal hasil obligasi jangka panjang. Sampai volatilitas pasar obligasi mereda, kami memperkirakan saham teknologi mega cap dan saham dengan valuasi mahal akan berada dalam tekanan,” kata Zachary Hill, kepala manajemen portofolio di Horizon Investments.

Saat ini, investor sedang bersiap menantikan laporan kuartalan perusahaan. Awal pekan ini, Bank of America, melaporkan penurunan laba per saham 13 persen dari tahun ke tahun, atau lebih tinggi dari proyeksi analis. Saham Bank of America naik 3,4 persen, demikian juga JPMorgan Chase dan Wells Fargo masing-masing naik lebih dari 1 persen.

Pekan ini, beberapa perusahaan juga akan mengumumkan laporan kinerja keuangannya, seperti Netflix, Tesla, United Airlines, American Airlines, Alaska Air, CSX, Union Pacific, IBM, Procter and Gamble, Travelers, Dow Inc, Johnson and Johnson, American Express hingga Verizon.

Baca juga: Wall Street Berakhir Merah, Rilis Laporan Keuangan Korporasi Jadi Penyebabnya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com