Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prof. Dr. Sudarsono
Guru Besar Universitas Indonesia

Prof Dr Sudarsono, Koordinator riset klaster “economy, organization and society” FISIP UI.

Moral Ekonomi Pasar Minyak Goreng

Kompas.com - 19/04/2022, 09:06 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DALAM sosiologi ekonomi (Beckert, 2009), pasar adalah arena pertukaran barang dan jasa, sebagai bentuk interaksi sosial, yang berlangsung dalam kerangka keterlekatan (embeddedness) struktur sosial, yakni kelembagaan (institutions), jaringan sosial (social networks), dan cakrawala pemaknaan (horizons of meaning) para aktor. Hubungan dinamis ketiga struktur sosial ini bersifat inter-relasi dan kausalitas (Beckert, 2010).

Artinya, gejolak pasar, termasuk misalnya krisis minyak goreng (migor) saat ini adalah dinamika simultan ketiga struktur sosial itu pada kedua sisi arena: penawaran dan permintaan. Oleh sebab itu, stabilisasi pasar migor juga dapat dan bahkan harus dilakukan pada kedua sisi arena pasar itu.

Ilustrasi usulan solusi stabilisasi pasar migor dan upaya mewujudkan pola hidup sehat dari sisi konsumen, antara lain dapat dibaca pada artikel “Sosiologi Pasar Gorengan dan Rebusan” (Sudarsono, Kompas.com, 17 April 2022).

Baca juga: Sosiologi Pasar Gorengan dan Rebusan

Kali ini, keterlekatan moral ekonomi pada arena pasar migor dikupas, juga sebagai pertimbangan untuk solusi stabilisasi pasar, sekaligus dalam rangka mewujudkan kemaslahatan orang banyak. 

Keterlekatan moral ekonomi

Selain keterlekatan struktural, Beckert (2005) juga memperkenalkan fenomena keterlekatan moral (moral embededdness) dalam transaksi ekonomi. Ada empat tipologi moral ekonomi yang diperkenalkan, yaitu kerja sama (cooperation), solidaritas kelompok (group solidarity), pertukaran terbatas (blocked exchange), dan tanpa pamrih (altruism).

Ditambahkan lagi trojan altruism, yakni “katanya tanpa pamrih, tapi ternyata ada udang di balik batu”. Trojan altruism oleh Beckert dikategorikan sebagai keterlekatan amoral.

Kerja sama adalah perilaku aktor, yang berorientasi pada kesejahteraan sendiri, sekaligus kesejahteraan aktor lain. Solidaritas kelompok mirip dengan kerja sama, hanya bedanya, karena alasan etika, transaksi dilakukan terbatas pada kelompok sendiri.

Pertukaran terbatas adalah pembatasan transaksi karena alasan ketentuan moral, misalnya tidak membeli barang yang tidak halal atau alasan lain. Tanpa pamrih adalah perilaku berdasarkan komitmen sendiri secara sukarela yang berimplikasi pada beban biaya bagi dirinya untuk kebaikan pihak lain. Contohnya, sumbangan sukarela, juga donor darah.

Sementara itu altruisme trojan adalah tindakan yang kelihatannya baik bagi pihak lain tetapi sejatinya keuntungan utamanya justru ada pada dirinya sendiri. Selain tidak bermoral, perilaku ini juga parasitik dan bohong.

Tim Satgas Pangan Polda Lampung menyidak pengecer minyak goreng curah di Kecamatan Tanjung Senang, Rabu (13/4/2022). Pengecer menjual minyak goreng curah ini diatas HET.KOMPAS.COM/DOK. Humas Polda Lampung Tim Satgas Pangan Polda Lampung menyidak pengecer minyak goreng curah di Kecamatan Tanjung Senang, Rabu (13/4/2022). Pengecer menjual minyak goreng curah ini diatas HET.
Pasar migor: pertukaran terbatas

Transaksi dalam pasar migor mengandung elemen moral ekonomi ‘pertukaran terbatas’. Pertama, komoditas yang dipertukarkan adalah pangan. Karena itu, sudah pasti dalam arena pasar migor di Indonesia, terdapat pembatasan pertukaran (blocked exchange), yakni pangan halal. Operasionalisasi moral pertukaran terbatas ini dan pengawasannya sudah diatur dalam UU 33/2014 tentang Jaminan Produk Halal dan berbagai institutional arrangements terkait.

Kedua, arena pasar migor juga harus tunduk pada ketentuan keamanan pangan (food safety), dan dampaknya bagi kesehatan. Moral ekonomi pertukaran terbatas dalam konteks ini, setidaknya tercermin dengan kewajiban pengenaan label di setiap kemasan, tentang (1) komposisi nutrisi, (2) peringatan ambang batas konsumsi harian per orang, dan (3) peringatan resiko sindrom metabolik akibat konsumsi berlebihan, atau penggunaan migor secara berulang (jelantah).

Baca juga: Pasar Minyak Goreng di RI Dikuasai 4 Perusahaan Besar

Memang, masih diperlukan kerja keras dan aksi nyata untuk operasionalisasi keterlekatan moral ekonomi pertukaran terbatas terkait keamanan pangan dan dampak kesehatan. Karena itulah, sangat penting dilakukan pemetaan dan pengelolaan dinamika keterlekatan struktural: institusional, sosial, dan kultural di arena pasar migor.

Keterlekatan amoral ekonomi

Secara teoretis, paling tidak terdapat potensi keterlekatan amoral ekonomi yang perlu diantisipasi, yakni opportunism (Williamson, 1984. 1985), rent seeking (Krueger, 1975), dan trojan altruism (Beckert, 2005).

Keterlekatan amoral kategori opportunism adalah kecenderungan untuk mengejar keuntungan sendiri dengan curang (self interest seeking with guile). Manisfestasi keterlekatan amoral ini harus diantisipasi pada semua tahap pertukaran, baik mekanisme kontrak sebelum (ex ante) dan kontrak sesudah (ex post) transaksi. Juga sangat penting peran penengah (intermediary), sebagai institusi pembangun kepercayaan (trust building) untuk mengurangi resiko opportunism dan informasi asimetris (Akerlof, 1970).

Sementara itu, tidak mudah mencari solusi jalan pintas untuk mengurangi manifestasi rent seeking, apalagi dalam arena pasar migor yang oligopolistik dan bahkan kartel. Berbagai hak istimewa (previllege) hasil lobi-lobi politik mungkin saja dapat dinikmati oleh produsen dan pemasok dalam bentuk regulatory institutions, yang berpotensi mengorbankan kesejahteraan konsumen.

Terkait harapan untuk mengurangi resiko trojan altruism dalam arena pasar migor, antara lain dapat ditempuh melalui tiga mekanisme institusional pembentukan keyakinan (confidence building) di arena pasar (Beckert, 2019). Ketiga mekanisme itu adalah (1) penjagaan reputasi, (2) konvensi, dan (3) proses melalui ala-alat kalkulatif (calculative devices), yang makin berkembang dalam era digital ini.

Warga Mamasa di Sulawesi Barat, antre untuk membeli minyak goreng.KOMPAS.COM/JUNAEDI Warga Mamasa di Sulawesi Barat, antre untuk membeli minyak goreng.
Moral ekonomi Pancasila

Gejolak arena pasar migor, sepertinya masih akan terus berlanjut, baik domestik, maupun global. Pertama, persaingan kebutuhan pangan, pakan, dan bahan bakar menjadi penyebab selisih besar permintaan dengan penawaran (excess demand) serta sumber ketidakpastian pasar. Kedua, perang berpotensi membuat krisis masih akan panjang.

Diperlukan titik temu untuk memaksimalkan keterlekatan moral dan meminimalkan manifestasi keterlekatan amoral itu. Tujuannya, supaya dapat menjadi solusi yang saling menguntungkan (win win solutions) antara kepentingan produsen dan pemasok, dengan kepentingan konsumen. Juga, dalam rangka mewujudkan kemaslahatan dan kesejahteraan rakyat.

Baca juga: Ketika Oligarki Mengakali Ekonomi Pancasila

Tampaknya, moral ekonomi Pancasila, seperti yang dicita-citakan, dirintis dan diwariskan oleh para leluhur bangsa dapat menjawab kebutuhan bersama itu. Ringkasnya, revitalisasi dan modernisasi moral ekonomi Pancasila dalam era digital ini adalah keharusan dan itulah kepentingan nasional kita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com