JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Dunia (World Bank) kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2022. Hal ini dipengaruhi oleh ketidakpastian global dan tensi geopolitik yang terjadi belakangan.
Beberapa yang menjadi perhatian Bank Dunia dalam memproyeksi pertumbuhan ekonomi global adalah konflik antara Rusia dengan Ukraina, tingkat inflasi yang merangkak naik, dan efek pandemi yang berkepanjangan.
Baca juga: Dorong Pengusaha Swasta Akselerasi Transisi Energi, Bank Dunia Angkat Figur Energi Nasional
Bank Dunia memangkas proyeksi menjadi 3,2 persen untuk pertumbuhan ekonomi global tahun ini. Sebelumnya, lembaga internasional tersebut memproyeksi dunia bisa tumbuh hingga 4,1 persen.
Proyeksi ini juga lebih kecil dibanding proyeksi pertumbuhan di tahun lalu, yang mencapai 5,7 persen.
Presiden Bank Dunia, David Malpass mengungkapkan, proyeksi tersebut diperbarui sebelum pertemuan musim semi Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional.
“Kami memulai pertemuan musim semi ini menghadapi krisis tumpang tindih yang parah. Ada Covid-19, inflasi, dan invasi Rusia ke Ukraina," ucap dia dikutip dari The New York Times, Selasa (19/4/2022).
Baca juga: Bank Dunia: Indonesia Telah Lewati Krisis Lebih Baik Dibanding Negara Lain
Malpass memperkirakan, ketidakpastian itu akan meningkatkan tingkat kemiskinan global karena tingginya harga-harga komoditas, mulai dari harga energi, pupuk, dan makanan.
Naiknya suku bunga acuan bank sentral pun akan memperlambat pertumbuhan dan memperburuk ketimpangan.
Malpass bilang, kemungkinan ada kontraksi tajam dalam ekonomi Rusia dan Ukraina. Tak pelak, negara-negara terdekat di Eropa dan Asia Tengah akan merasakan dampaknya.
"Sementara itu, konsumen di negara maju akan mengurangi pengeluaran tahun ini karena tingginya harga BBM," ungkap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.