Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transaksi Industri Online Travel Diprediksi Melonjak Tinggi Jelang Lebaran

Kompas.com - 19/04/2022, 20:34 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Platform payment gateway 2C2P memperkirakan kenaikan signifikan pada transaksi di industri online travel jelang Lebaran, terutama hotel dan maskapai penerbangan.

Ada sejumlah faktor yang diperkirakan akan mendongkrak transaksi di industri online travel. Pertama, tingkat vaksinasi penduduk yang sudah mencapai lebih dari 75 persen per 23 Maret 2022. Kedua, adanya pelonggaran pembatasan mobilitas oleh pemerintah.

Ketiga, masyarakat Indonesia yang kian terbiasa menjalankan prokes dalam interaksi sosialnya dengan sesama. Keempat, pengumuman cuti bersama Lebaran selama 29 April dan 4-6 Mei 2022, membuka kesempatan bagi masyarakat untuk merealisasikan rencana perjalanannya.

Baca juga: Home Credit Indonesia Salurkan Pembiayaan Rp 1,69 Triliun pada Kuartal-I 2022

"Dengan tren kenaikan mobilitas serta upaya pemerintah dalam pemulihan industri pariwisata, kami melihat bahwa transaksi di kategori online travel seperti pembelian tiket penerbangan dan penyewaan kamar hotel akan meningkat pesat, bahkan lebih tinggi dari tahun lalu, bahkan bisa jadi melampaui angka transaksi pada 2019 sebelum pandemi Covid-19 melanda," ujar Partnership Director 2C2P Indonesia Mira Tania melalui keterangan tertulis, Selasa (19/4/2022).

Mira bilang, perkembangan kebiasaan masyarakat bertransaksi secara online ini bukan hanya jadi peluang, namun juga menantang kesiapan dari sisi pelaku bisnis di level berbeda. Apalagi kini masyarakat sudah memahami digital payment. Pelaku bisnis harus dapat memenuhi tuntutan masyarakat akan layanan yang lebih cepat dan lebih baik.

Sinyal positif pemulihan ekonomi, meningkatnya keinginan bepergian masyarakat, serta adopsi metode pembayaran digital yang meluas pesat membuka kesempatan bagi industri travel untuk bangkit kembali.

Baca juga: Dirjen Pajak soal Tax Amnesty: Kami Punya Data Harta Anda, Tolong Dilaporkan

"Untuk mengoptimalkan peluang yang ada, banyak faktor-faktor baru yang harus dipertimbangkan. Misal, kita lihat kini tren pemanfaatan cicilan Buy Now Pay Later yang begitu naik daun untuk transaksi perjalanan. Hal-hal seperti ini yang perlu disiapkan pelaku bisnis sehingga bisa lebih percaya diri melayani konsumen dengan maksimal," ujarnya.

Di Indonesia, per 2020 ada sekitar 7,8 juta pengguna layanan Buy Now Pay Later, yang saat itu baru 2 tahunan masuk ke pasar Indonesia.

"Kami sangat bersemangat untuk melihat geliat digital payment selama Ramadhan dan perayaan Idul Fitri 2022. Tentunya ini menjadi momentum yang baik untuk kita bersama dalam rangka pemulihan ekonomi Indonesia," pungkasnya.

Baca juga: Dirjen Kemendag Jadi Tersangka Kasus Minyak Goreng, Faisal Basri: Maling Teriak Maling

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com