Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akuisisi HMSP sejak 2005, Philip Morris Sudah Gelontorkan Rp 87,5 Triliun

Kompas.com - 22/04/2022, 14:38 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Induk perusahaan PT HM Sampoerna Tbk., Philip Morris International (PMI), sudah menggelontorkan dana senilai 6,1 miliar dollar AS pasca-akuisisi Sampoerna pada tahun 2005.

Nilainya setara dengan Rp 87,5 triliun (kurs Rp 14.350/dollar AS). Dana itu digelontorkan untuk pertumbuhan bisnis perusahaan, termasuk untuk mendukung masyarakat, mitra usaha, serta karyawan.

President South & Southeast Asia Region Philip Morris International Stacey Kennedy mengatakan, tingginya nilai investasi adalah bentuk kepercayaan perusahaan atas iklim investasi di Indonesia.

Baca juga: HM Sampoerna Investasi Rp 2,4 Triliun Bangun Fasilitas Produksi Tembakau di Karawang

Stacey mengatakan, investasi ini dalam fokus pada berbagai hal, termasuk bisnis dan dukungan kepada komunitas sekitar.

“(Investasi) ini terkait dengan pembukaan lapangan pekerjaan dan kemampuan untuk mendukung komunitas, di mana kami memiliki karyawan. Kami fokus pada keselamatan dan kesejahteraan karyawan kami,” kata Stacey saat ditemui di gedung PT HM Sampoerna Tbk, Jakarta, Kamis (21/4/2022).

Stacey menuturkan, investasi itu telah mampu meningkatkan jumlah mitra produksi sigaret perseroan. Tercatat hingga kini, mitra produksi bertambah 11, dari 27 mitra menjadi 38 mitra yang tersebar di Pulau Jawa.

Bertambahnya mitra produksi menandakan adanya fasilitas manufaktur baru di Indonesia, beserta peningkatan lapangan kerja di fasilitas manufaktur tersebut.

Selain dari sisi mitra produksi, investasi juga berimbas positif pada penerimaan negara. Stacey menuturkan, kontribusi Sampoerna atas pajak sudah bertumbuh hingga tujuh kali lipat sejak diakuisisi pada tahun 2005. Pada 2020, total pembayaran pajak Sampoerna dan Philip Morris Indonesia kepada pemerintah mencapai Rp 67,7 triliun.

Begitu pula dari sisi ekspor. Ekspor produk rokok dari Indonesia sudah tumbuh lebih dari 10 kali lipat sejak akuisisi. Peningkatan ekspor ini sedikit banyak dipengaruhi lantaran Indonesia menjadi hub ekspor produk-produk perseroan.

"Indonesia menjadi hub ekspor yang semakin penting bagi kami di seluruh manufaktur kami di dunia. Hingga akhir 2021, ekspor yang kami lakukan (dari Indonesia) telah tumbuh lebih dari 10 kali lipat, meningkatkan reputasi Indonesia sebagai pusat investasi dan hub ekspor untuk seluruh dunia," sebutnya.

Lebih lanjut, Stacey mengungkapkan, Sampoerna Retail Community (SRC) atau komunitas toko kelontong yang diberikan pembinaan dan pelatihan oleh Sampoerna sudah berkembang menjadi 160.000 toko sejak tahun 2008. Total omzet toko kelontong pun meningkat lebih dari 50 persen sejak mereka bergabung dengan program ini.

"Dan terdapat lebih dari 1,2 juta konsumen (toko kelontong) yang juga mendapat manfaat, sebagai bagian dari program SRC. Hal-hal tersebut hanya salah satu cara dan kami akan berbicara lebih lanjut tentang dukungan kami untuk UMKM," tandas Stacey.

Baca juga: Gara-gara Cukai Rokok Naik, Laba Bersih HM Sampoerna Turun 15,4 Persen di Semester I 2021

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com