JAKARTA, KOMPAS.com - Proyek strategis nasional (PSN) kilang Grass Root Refinery (GRR) Tuban memasuki finalisasi desain rinci atau Front End Engineering Design (FEED), yang setara dengan 49 persen dari proses pembangunan kilang minyak. Proses FEED diperkirakan selesai pada Mei 2022.
Setelah proses FEED rampung, proyek yang dikelola PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP) ini akan memasuki proses Final Investment Decision (FID) di tingkat pemegang saham, untuk memastikan keberlanjutan proyek GRR Tuban.
Selanjutnya, akan memasuki fase rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (Engineering, Procurement, Construction/EPC) yang diharapkan bisa dimulai pada kuartal III-2023.
Baca juga: Kuasai Saham Mayoritas, Pertamina Integrasikan TPPI dengan GRR Tuban
Perseroan melaporkan kemajuan FEED per 31 Maret 2022 telah mencapai 90,99 persen atau lebih cepat dari target 87,84 persen. Proses ini diharapkan menghasilkan desain rancang bangun ekstra kompleks untuk mengolah minyak mentah menjadi produk BBM dan petrokimia berstandar internasional.
"Capaian yang melebihi target ini berkat kolaborasi Tim Engineering PRPP dengan TRSA selaku kontraktor FEED yang solid untuk memastikan penyelesaian FEED. Tidak lupa pula dukungan fungsi lain dan manajemen PRPP terhadap pengerjaan FEED ini,” ujar Direktur Pengembangan PRPP Eriyadi dalam keterangannya, Selasa (26/4/2022).
Perseroan menjalankan kegiatan FEED sejak 16 Maret 2021 berkolaborasi dengan Tecnicas Reunidas SA (TRSA), perusahaan yang berbasis di Spanyol dan bergerak di bidang Engineering, Procurement dan Construction (EPC) sebagai kontraktor desain enjiniring.
Baca juga: PGN dan PRPP Kerja Sama Sediakan Gas Bumi di GRR Tuban
Dalam tahapan FEED, TRSA mengembangkan desain open-art units, fasilitas off-site dan utilities, pengawasan dan integrasi desain secara keseluruhan, termasuk data desain dari technology licensor (pemilik lisensi teknologi).
Eriyadi mengatakan, secara bersamaan, kerja sama dengan mitra strategis juga terus dipertahankan, antara lain dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk penyediaan listrik pada tahap konstruksi dan Kris Energi untuk penyediaan gas.
Begitu pula kerja sama dengan pemangku kepentingan untuk penyediaan infrastruktur seperti jalur tol Demak-Tuban, reaktivasi jalur kereta api Babat-Tuban, dukungan insentif pajak, dan dukungan lain yang diperlukan untuk menunjang kilang GRR Tuban.