Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wall Street Ditutup Merah, Saham–saham Teknologi Rontok

Kompas.com - 27/04/2022, 06:39 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber CNBC

JAKARTA, KOMPAS.com – Bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street ditutup melemah pada Selasa (26/4/2022) waktu setempat. Hal ini dipicu oleh kekhawatiran investor akan kemungkinan perlambatan ekonomi yang terjadi.

Nasdaq turun paling tajam sebesar 3,9 persen, Dow Jones Industrial Average (DJIA) melemah 2,4 persen, dan S&P 500 kehilangan 2,8 persen.

Penurunan Nasdaq yang cukup dalam dipicu oleh kekhawatiran akan laporan keuangan kuartalan perusahaan–perusahaan teknologi, menyusul pendapatan Netflix yang jauh dari ekspektasi.

“Risiko tidak ada dalam pendapatan teknologi berkapitalisasi besar. Saya berharap setiap orang dari mereka melihat penurunan harga sahamnya,” kata pendiri Satori Fund dan manajer portofolio senior Dan Niles seperti dikutip CNBC.

Baca juga: Saat Perubahan Sikap Elon Musk Bikin Luhut Penasaran...

Microsoft dan induk Google Alphabet keduanya turun lebih dari 3 persen. Demikian juga dengan Facebook Meta, Amazon, dan Apple juga berakhir lebih rendah, dengan hasil pendapatan kuartalan yang dijadwalkan akan diumumkan akhir pekan ini.

Saham Netflix turun hampir 5,5 persen dan pekan lalu Netflix jatuh 35 persen dalam satu hari setelah melaporkan kehilangan pelanggan pada kuartal pertama.

“Kekuatan saham Big Tech dalam beberapa tahun terakhir kemungkinan akan hilang, ketika fundamental mulai memburuk secara signifikan karena ekonomi secara keseluruhan melambat," kata Chris Senyek dari Wolfe Research.

Kekhawatiran tentang ekonomi global juga masih membayangi. Investor khawatir tentang lonjakan Covid-19 di China.

Mengenai perang di Ukraina, seorang pejabat tinggi Rusia mengatakan ancaman perang nuklir itu sangat nyata. Selain itu, inflasi yang tinggi di AS mengurangi permintaan barang dari rumah, hingga sepatu kets.

"Ada banyak kekhawatiran pertumbuhan ekonomi. China adalah pelanggan besar untuk teknologi AS, di mana industri semikonduktor melakukan banyak bisnis di sana. Tapi ini juga menyangkut pertumbuhan,” kata kepala investasi di Bleakley Advisory Group Peter Boockvar.

Baca juga: Menhub Minta Harga Tiket Kapal Penyeberangan Siang Hari Didiskon

Tesla, yang juga memiliki pabrik di Shanghai, menganggap China sebagai pasar utama untuk kendaraan listriknya. Penurunan saham Tesla juga menekan pergerakan indeks Nasdaq Composite yang ditutup turun sekitar 12,2 persen. Saham Tesla juga berada di bawah tekanan karena CEO sekaligus pendirinya Elon Musk, tampaknya akan menutup kesepakatan untuk membeli Twitter seharga 44 miliar dollar AS.

Saham chip juga termasuk di antara penurunan teratas pada indeks Nasdaq Composite, dimana Nvidia ambles 5,6 persen, dan AMD jatuh 6,1 persen.

General Electric terkapar dengan penurunan 10,3 persen, disusul Boeing yang juga anjlok 5 persen. Saham perbankan juga melemah, seiring dengan penurunan suku bunga, dimana Imbal hasil Treasury AS tenor 10-tahun turun di bawah 2,8 persen. Sehingga saham bank seperti Wells Fargo merosot 2,7 persen, dan Bank of America kehilangan hampir 2,3 persen.

Baca juga: Ini Produk Sawit yang Dilarang Diekspor oleh Jokowi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com