JAKARTA, KOMPAS.com - Emiten pengolah makanan beku berbasis udang, PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP) membukukan laba bersih sebesar 9,3 juta dollar AS pada tahun 2021, menurun 13 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Meskipun laba bersih mengalami penurunan, PMMP mencatatkan pertumbuhan penjualan bersih sebesar 3 persen secara yoy menjadi 175,8 juta dollar AS.
Peningkatan tersebut turut mendongkrak laba kotor perseroan sebesar 15,7 persen secara yoy menjadi 40,9 juta dollar AS dari pencapaian tahun 2020 sebesar 35,3 juta dollar AS.
Baca juga: Dana Jaminan Sosial BP Jamsostek Tumbuh meski Klaim Meningkat
Direktur Utama PMMP Martinus Soesilo mengatakan, sepanjang tahun lalu perseroan meningkatkan porsi penjualan produk cooked shrimp dan value added shrimp.
"Porsi penjualan Cooked Shrimp berhasil mencapai 58 persen dan porsi penjualan Value Added Shrimp berhasil mencapai 22 persen dari total penjualan tahun 2021," ujar dia dalam keterangannya, Kamis (28/4/2022).
PMMP mencatat, total penjualan cooked shrimp pada tahun 2021 mencapai 101,8 juta dollar AS, meningkat sebesar 15,2 persen secara yoy dari pencapaian tahun 2020 sebesar 88,3 juta dollar AS.
Sementara itu, untuk total penjualan value added shrimp tahun 2021 mencapai 39,2 juta dollar AS, meningkat sebesar 37,7 persen secara yoy.
Sebaliknya, total penjualan raw shrimp tahun 2021 turun 35,6 persen secara yoy menjadi 34,6 juta dollar AS.
Baca juga: Jasa Marga Beberkan Kepadatan Lalu Lintas di Tol Jakarta-Cikampek Hari Ini
Martinus menjelaskan, dengan adanya penerapan strategi bisnis ini, perseroan mampu meningkatkan marjin laba kotor perseroan secara signifikan dibandingkan tahun 2020.
"Marjin laba kotor kami pada tahun 2021, berhasil mencapai 23,3 persen atau meningkat sebesar 260bps dibandingkan pencapaian tahun lalu sebesar 20,7 persen," katanya.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PMMP Christian Jonathan Sutanto menjelaskan, penurunan profitabilitas perseroan terutama di laba operasi dan laba bersih disebabkan oleh melonjaknya biaya pengiriman dan logistik akibat adanya kelangkaan kontainer selama tahun 2021.
Dia menuturkan, total biaya pengiriman meningkat secara signifikan tahun lalu, yakni sebesar 95 persen secara tahunan. Dengan hampir meningkat sebesar dua kali lipat, kenaikkan laba kotor perseroan pun belum mampu menutupi kenaikan biaya angkut tersebut.
"Hal ini juga menyebabkan laba bersih kami juga tergerus pada tahun 2021," ucapnya.
Baca juga: Mudah, Ini 3 Cara Cek Tarif Tol Secara Online untuk Mudik Lebaran 2022
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.