Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merespons The Fed, BI Diproyeksi Bakal Naikkan Suku Bunga 0,25 Persen

Kompas.com - 05/05/2022, 14:15 WIB
Fika Nurul Ulya,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) diproyeksi bakal menaikkan suku bunga acuan BI 7D-RRR pasca bank sentral AS, The Fed, menaikkan suku bunga acuan tertinggi sejak tahun 2000, yakni 0,5 persen atau 50 basis poin (bps).

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira memproyeksi, BI bakal menaikkan suku bunga sebesar 25 bps atau 0,25 persen pada pertemuan bulan ini.

"Bunga acuan diperkirakan mengalami penyesuaian 25 bps sebagai reaksi naiknya suku bunga Fed," kata Bhima saat dihubungi Kompas.com, Kamis (5/5/2022).

Baca juga: The Fed Naikkan Suku Bunga, Bagaimana Respons Pasar Modal RI Usai Libur Lebaran?

Bhima mengungkapkan, kenaikan suku bunga bakal diambil bank sentral untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Bagaimana pun, kenaikan suku bunga di AS akan berdampak pada keluarnya aliran modal asing dari dalam negeri dan melemahkan nilai tukar.

Di sisi lain, kenaikan suku bunga sedikit banyak dipengaruhi oleh tingkat inflasi. Bhima memproyeksi, tingkat inflasi secara bulanan bisa tembus 1-1,5 persen (mtm) ditopang momen mudik dan Hari Raya Idul Fitri.

"Langkah preemptive perlu dilakukan untuk jaga stabilitas nilai tukar dan inflasi didalam negeri. Inflasi di AS yang mencapai 8,5 persen pada Maret memang menjadi kekhawatiran adanya transmisi ke negara berkembang khususnya pasca-Lebaran," ucap Bhima.

Sementara itu, Ekonom Center of Reform of Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet meyakini, tingkat inflasi akan menyentuh batas atas proyeksi pemerintah, yakni di kisaran 4-4,5 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Baca juga: Transaksi Kripto Tumbuh Pesat, BI Tekankan Pentingnya Mata Uang Digital Bank Sentral

Terkereknya tingkat inflasi dipengaruhi oleh pemulihan ekonomi dan kebijakan pemerintah, seperti naiknya tarif PPN dari 10 persen menjadi 11 persen, dan kenaikan harga pangan dunia akibat sentimen konflik geopolitik Rusia dan Ukraina.

"Inflasi akan berada di batas atas proyeksi pemerintah yaitu di kisaran 4 sampai 4,5 persen (secara yoy). Pergerakan inflasi ini tentu akan mendorong BI menaikkan suku bunga acuannya setidaknya 1 kali di tahun ini," tandas Yusuf.

Sebelumnya diberitakan, The Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) atau 0,50 persen dalam pertemuan terakhir tadi malam waktu setempat, Rabu (4/5/2022).

Lonjakan suku bunga ini menjadi yang terbesar dalam 22 tahun terakhir, atau tepatnya sejak tahun 2000 demi memerangi tingkat inflasi yang tinggi di Amerika Serikat.

Dikutip dari Nikkei Asia, Kamis, (5/5/2022), The Fed menetapkan target suku bunga dana ke kisaran 0,75 persen-1 persen. Sementara itu, mulai bulan depan, bank sentral akan mulai mengurangi simpanan aset sekitar 9 triliun dollar AS yang terakumulasi selama pandemi Covid-19 untuk mengendalikan inflasi.

Simpanan aset akan dibiarkan turun sebesar 47,5 miliar dollar AS per bulan pada Juni, Juli, dan Agustus. Kemudian, akan turun hingga 95 miliar dollar AS per bulan mulai September.

Baca juga: Peredaran Uang Palsu Kian Susut, Kuartal I-2022 BI Hanya Temukan 33.668 Lembar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com