Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Arus Balik, Kadin Nilai Rekayasa Lalu Lintas Perlu Diberlakukan Kembali

Kompas.com - 06/05/2022, 16:36 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai rekayasa lalu lintas perlu diberlakukan kembali pada arus balik Lebaran 2022.

Hal ini untuk mengantisipasi kepadatan yang diperkirakan akan terjadi pada puncak arus balik pada 6-8 Mei 2022.

Koordinator WKU IV Kadin Indonesia Bidang Peningkatan Kualitas Manusia, Ristek, dan Inovasi Carmelita Hartoto mengatakan, pada arus mudik kemarin rekayasa lalu lintas ini berhasil membuat situasi mudik tahun ini relatif lancar dan aman.

Baca juga: Arus Balik Dimulai, Apakah Kemacetan akan Terjadi di Pelabuhan Bakauheni?

"Meski memang sempat terjadi kemacetan dan kepadatan kendaraan di Tol Cipularang arah Bandung dan sebaliknya akibat kekeliruan penempatan titik awal one way, tapi itu bisa segera terurai berkat koordinasi yang baik dalam merekayasa lalu lintas," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (6/5/2022).

Seperti diketahui, pemerintah menerapkan empat rekayasa lalu lintas yang untuk arus mudik tahun ini, yaitu sistem satu arah (one way), ganjil genap, arus berlawanan (contra flow), dan pembatasan kendaraan angkutan barang dan tiga sumbu.

Selain dari sisi kebijakan pemerintah, masyarakat juga perlu membantu kelancaran arus balik dengan mengurangi kepadatan saat puncak arus balik.

"Kami juga imbau agar masyarakat bisa kembali lebih awal atau setelah puncak arus balik selesai, agar tidak terjadi penumpukan," ucapnya.

Menurutnya, arus mudik Lebaran kemarin relatif lancar berkat persiapan dan koordinasi seluruh stakeholder terkait.

Baca juga: Rest Area Diberlakukan Buka-Tutup Selama Arus Balik, Terutama Saat One Way

Padahal jumlah pemudik tahun ini diperkirakan lebih banyak dibanding tahun-tahun sebelum pandemi Covid-19, yaitu sekitar 85 juta orang.

Menurut catatan PT Jasa Marga Tbk. lalu lintas arus mudik pada tahun ini mencapai 1,7 juta kendaraan yang meninggalkan wilayah Jabodetabek.

"Jumlah ini merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah mudik di tanah air," kata dia.

Ketua Umum DPP INSA ini menilai pihak swasta selaku operator transportasi juga memiliki peran besar dalam kelancaran arus mudik dan balik tahun ini.

Misalnya, saat terjadi kepadatan di Pelabuhan Merak, Banten, operator kapal swasta turut membantu mengurai kemacetan dengan mengoperasikan kapal RORO penumpang berukuran besar dari Dermaga Indah Kiat Merak ke Pelabuhan Panjang saat arus mudik.

Operator swasta juga melayani arus balik dari Pelabuhan Panjang ke Pelabuhan Ciwandan.

"Anggota kami ikut memberikan layanan penyeberangan untuk mengurai kemacetan yang terjadi saat itu. Ini merupakan peran dan komitmen kami sebagai operator transportasi untuk memastikan ketersediaan armada pengangkut pemudik," ucapnya.

Menurutnya, saat arus balik ini perlu dioperasikan pelabuhan tambahan pada lintasan penyeberangan dengan menyiapkan Pelabuhan Panjang di Lampung ke Pelabuhan Ciwandan di Banten dan sebaliknya.

Kedua pelabuhan tersebut berfungsi untuk menyokong kelancaran di Pelabuhan Bakaheuni, Lampung dan Pelabuhan Merak, Banten.

DPC INSA Panjang juga telah membantu operator pelabuhan dalam mempersiapkan pengoperasian terminal di Pelabuhan Panjang dalam arus mudik dan balik kali ini.

"Sinergi dan dukungan dari INSA di daerah ini semoga bisa berdampak positif pada kelancaran arus mudik dan balik di Pelabuhan Panjang," tuturnya.

Baca juga: Jalur Fungsional Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan Siap Jadi Alternatif Arus Balik dari Bandung ke Jakarta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com