Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lockdown China Bikin Harga Minyak Dunia Anjlok 6 Persen, Kini di Kisaran 105 Dollar AS

Kompas.com - 10/05/2022, 09:44 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia anjlok hingga 6 persen pada akhir perdagangan Senin waktu AS (Selasa pagi). Merosotnya harga minyak dunia dipicu berlanjutnya lockdown di China yang membuat kekhawatiran terkait rendahnya prospek permintaan.

Mengutip CNBC, Selasa (10/5/2022), harga minyak mentah berjangka Brent turun 6,45 dollar AS atau 5,7 persen ke level 105,94 dollar AS per barrel. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 6,68 dollar AS atau 6,1 persen ke level 103,09 dollar AS per barrel.

Pasar minyak dikhawatirkan dengan resesi ekonomi di China akibat penerapan lockdown yang terus berlanjut untuk menekan tingginya kasus Covid-19 di negara itu. China merupakan negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia dan importir minyak mentah terbesar di dunia.

Baca juga: Turun, Harga Minyak Dunia Masih di Kisaran 108-110 Dollar AS

"Penguncian Covid-19 di China berdampak negatif pada pasar minyak, yang bersamaan pula dengan aksi jual ekuitas," kata Andrew Lipow, Presiden Lipow Oil Associated di Houston.

Impor minyak mentah China dalam empat bulan pertama tahun ini turun 4,8 persen dibandingkan tahun lalu. Namun, impor secara bulanan pada April 2022 naik hampir 7 persen.

Impor minyak Iran oleh China pada April 2022 turun dari volume puncak yang terlihat pada akhir 2021 dan awal 2022 karena permintaan dari penyulingan independen melemah setelah lockdown memukul margin bahan bakar dan meningkatnya impor minyak Rusia dengan harga lebih rendah.

Indeks saham AS atau Wall Street jatuh dan dolar mencapai level tertinggi dalam dua dekade, yang membuat harga minyak menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang asing.

Di sisi lain, Arab Saudi, pengekspor minyak utama dunia, menurunkan harga minyak mentah terhadap Asia dan Eropa untuk Juni 2022.

Sementara di Rusia, menurut Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak, produksi minyak negaranya naik pada awal Mei 2022, dari sebelumnya produksi turun pada April 2022 setelah negara-negara Barat memberlakukan sanksi atas invasi di Ukraina.

Pekan lalu, Komisi Eropa juga mengusulkan embargo bertahap pada minyak Rusia, yang sempat meningkatkan harga Brent dan WTI. Proposal tersebut membutuhkan suara bulat oleh anggota Uni Eropa pada pekan ini untuk disahkan.

Komisi Eropa sedang mempertimbangkan untuk menawarkan lebih banyak dana ke negara-negara bagian timur Uni Eropa yang dikelilingi daratan untuk meningkatkan infrastruktur minyak. Ini sebagai upaya meyakinkan seluruh negara anggota setuju, menurut sumber dari pihak Uni Eropa.

Rencananya, Uni Eropa akan menghapus impor minyak mentah dari Rusia secara bertahap dalam waktu 6 bulan, sementara untuk impor produk minyak sulingan pada akhir 2022.

“Embargo minyak Uni Eropa akan memicu pergeseran seismik di pasar minyak mentah Eropa dan global. Diperkirakan 3 juta bph (barel per hari) impor minyak mentah Uni Eropa dari Rusia dipotong pada Desember 2022 dalam implementasi penuh dari kebijakan tersebut,” ungkap Bjørnar Tonhaugen, Kepala Riset Pasar Minyak Rystad Energy.

Baca juga: Minyak Goreng, Bensin, hingga Tiket Pesawat Jadi Biang Kerok Inflasi Capai Level Tertinggi Sejak Januari 2017

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com