Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Generasi Sandwich Harus Melek Keuangan, Bagaimana Caranya?

Kompas.com - 10/05/2022, 16:36 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjadi generasi sandwich mungkin tak dapat dihindari bagi beberapa anak muda sekarang ini. Mengemban tanggung jawab untuk menghidupi tiga generasi sekaligus nyata memang memerlukan strategi khusus.

Secara definitif, generasi sandwich dapat dikatakan sebagai seseorang yang menangnung beban anaknya sekaligus beban orang tuanya secara keuangan dan psikologis. Pengertian lain mengatakan, generasi sandwich dapat disimpulkan sebagai seseorang dengan usia di atas 18 tahun yang menanggung beban orang tuanya sekaligus adik-adiknya.

Co-Founder OneShildt Financial Planning dan CEO PT Cerdas Keuangan Indonesia Mohamad Andoko mengatakan, generasi sandwich rawan stres ketika terjadi konflik antara kepentingan keluarga, pekerjaannya, dan keuangannya.

Baca juga: Lewat Asuransi, Milenial Diyakini Bisa Putuskan Rantai Generasi Sandwich

"Apalagi untuk mereka generasi sandwich yang penghasilannya rendah, itu dapat membuat mereka menjadi stress," kata dia kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

Berdasarkan data sensus penduduk yang ia kutip, generasi sandwich sekarang ada di gen X (usia 40 sampai 55 tahun) dengan kisaran 21,88 persen, kemudian di gen y / milenial (usia 24 sampai 39 tahun) sekitar 25,78 persen, dan sebagain kecil dari Gen Z (usia 9 sampai 23 tahun) atau sekitar 27 persen.

"Mungkin sedikit dari mereka yang usianya 20 tahun ke atas, yang mereka telah bekerja untuk membiayai orang tua dan adik-adiknya," imbuh dia.

Ia mengatakan sebanyak 49 persen generasi sandwich terdiri dari generasi X dan generasi Y/ milenial. Ia menyebut jumlah ini dapat terus meningkat ketika generasi sandwich yang sekarang tidak segera memperbaiki kondisi keuangannya.

Andoko menjabarkan, generasi sandwich perlu dibekali dengan pengetahuan literasi keuangan. Pertama. generasi sandwich dituntuk dapat mengelola keuangan terkait cash flow management, yakni urusan uang masuk dan uang keluar.

Kedua, generasi sandwich diharapkan mengetahui mana yang menjadi utang produktif dan utang konsumtif, temasuk juga merencanakan anggaran.

Setelah itu, masuk ke tahapan berikutnya, generasi sandwich diharapkan telah memikirkan investasi dan dana pensiun di masa yang akan datang.

Selanjutnya, Andoko mengimbau generasi sandwich untuk dapat mengatur skala prioritas mereka. Caranya, dengan melakukan pengeluaran sesuai porsi yang sehat.

Baca juga: Generasi Sandwich Itu Apa? Pahami Arti dan Dampak Generasi Sandwich

"Kalau misalnya sudah punya utang, maksimal utang sebanyak 35 persen dari pendapatan. Misalnya, sebanyak 20 persen untuk utang produktif contohnya KPR. Kemudian, sebanyak 15 persen untuk utang konsumtif, misalnya mobil atau gadget," urai dia.

Selain itu, generasi sandwich juga perlu untuk dapat memikirkan langkah investasi mereka. Andoko menuturkan, kalau generasi sandwich ingin berkembang mereka perlu mengembangkan diri mereka secara mandiri.

Ia mencontohkan, misalnya dengan menyisihkan 10 persen dari pendapatan untuk mengembangkan kemampuan diri. Dengan demikian, nantinya dengan adanya pengembangan diri ini berupa skill, generasi sandwich memiliki daya jual yang lebih bagus.

"Namun, jangan lupa, kalau pendapatan sudah bagus jangan sampai terjebak gaya hidup. Kalau sampai begitu, mereka akan masuk ke dalam wealth paradox, semakin tinggi penghasilan, pada saat bersamaan ada potensi kehilangan uang yang banyak," kata dia.

Namun begitu, ia menegaskan generasi sandwich masih dapat menikmati penghasilannya. Salah satu caranya dengan memperhatikan pos-pos pengeluaran dengan benar.

Contohnya, saat punya pendapatan, sisihkanlah sebanyak 10 sampai 20 persen digunakan untuk investasi. Kemudian sebesar 35 persen digunakan untuk utang. Sedangkan sisanya, sebesar 45 persen dapat digunakan untuk konsumsi keluarga. Di dalamnya termasuk untuk diberikan kepada orang tua. Menurut dia, skema ini cocok untuk generasi sandwich yang memiliki utang.

Kemudian, untuk generasi sandwich yang tidak memiliki utang, diharapkan dapat menyisihkan 10 persen untuk tabungan di masa depan. Kemudian, 10 persen dapat digunakan untuk pendidikan anak misalnya. Selanjutnya, 10 persen dapat digunakan untuk proteksi aset. Lalu, 10 persen berikutnya baru dapat digunakan untuk kegiatan hiburan.

"Sisanya 50 persen, silakan untuk konsumsi. Ini cocok untuk mereka yang sebenarnya tidak suka utang," tegas dia.

Baca juga: Cara Mengatur Gaji Bulanan untuk Generasi Sandwich

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com