Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,01 Persen, Menko Airlangga: Tak Lagi Disokong Belanja Pemerintah

Kompas.com - 11/05/2022, 14:42 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, mesin pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama tidak lagi dari belanja pemerintah terkait perlindungan sosial.

Tercatat, perekonomian RI kuartai I mengalami pertumbuhan sebesar 5,01 persen secara tahunan (year on year).

"Hal tersebut sudah turun, tetapi mesin pertumbuhan ekonomi Indonesia berasal dari kegiatan ekspor dan impor yang mulai naik, dan kegiatan investasi yang dilakukan oleh masyarakat," jelas dia dalam Green Economy Indonesia Summit 2022, Rabu (11/5/2022).

Baca juga: Klaim Ekonomi RI Kalahkan China, Singapura hingga AS, Airlangga: Hanya di Bawah Vietnam...

Ia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama ini lebih tinggi dibanding China sebesar 4,8 persen, Singapura 3,4 persen, Korea Selatan 3,07 persen, Amerika Serikat 4,29 persen, hingga Jerman sebesar 4 persen.

"Kita hanya di bawah Vietnam, dan (selisih) itu hanya nol koma," imbuh dia.

Sebagai catatan, meskipun lebih rendah dari Vietnam, realisasi pertumbuhan ekonomi nasional masih sesuai dengan proyeksi awal pemerintah, yakni di kisaran 4,5 persen hingga 5,2 persen dengan titik tengah 5,0 persen.

Capaian ini juga melanjutkan tren positif pertumbuhan ekonomi, di mana pada kuartal terakhir tahun lalu produk domestk bruto (PDB) tumbuh 5,02 persen.

"Kita sudah pertahankan dari kuartal keempat tahun lalu dan kuartal pertama," kata dia.

Airlangga optimistis tren tersebut masuk berlanjut pada kuartal II. "Melihat indeks keyakinan konsumen dan kebiasaan masyarakat saat bulan Ramadhan dan mudik, diperkirakan pada kuartal kedua, kita masih bisa berada di angka 3,5 sampai 4 persen," urai dia.

Selain itu ia juga menyampaikan, saat ini Purchasing managers Index (PMI) sedang dalam tren positif. Berdasarkan keterangannya, saat ini sektor produksi juga terus melakukan ekspansi.

Namun demikian, menurut dia yang menjadi tantangan saat ini adalah perubahan iklim.

Baca juga: BPS: Mesin Pertumbuhan Ekonomi RI Sudah Balik ke Level Pra-pandemi Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

Whats New
Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Whats New
Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Whats New
OJK Sebut Perbankan Mampu Antisipasi Risiko Pelemahan Rupiah

OJK Sebut Perbankan Mampu Antisipasi Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com