Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini yang Harus Dilakukan Investor Saat IHSG dalam Tren “Bearish”

Kompas.com - 13/05/2022, 15:30 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Sejak awal pembukaan perdagangan pada awal pekan, pasca libur panjang lebaran Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada dalam trend penurunan atau bearish. Dalam sepekan bahkan IHSG turun lebih dari 8 persen, di bawah level psikologisnya 7.000.

Menurut Head of Technical Analyst Research BNI Sekuritas, Andri Zakaria Siregar, indeks akan mengalami tren bearish selama masih berada di bawa level 6.902.

“Berdasarkan indikator MACD, IHSG masih dalam trend Bearish, dari indikator stochastic menunjukkan kecenderungan masih oversold dan dominan sell power,” kata Andri, Jumat (13/5/2022).

Baca juga: IHSG Sesi I Naik Tipis, Saham–Saham “Big Caps” Masih Ramai Dilepas Asing

Senior Investment Information Mirae Aset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta mengatakan, pergerakan indeks pekan ini sudah menyentuh titik support di level 6.550. Menurut dia, level tersebut merupakan level idean pasar melakukan akumulasi.

“Kalau di level tersebut termasuk ideal bagi pelaku pasar untuk melakukan aksi akumulasi. Selama IHSG mengalami penurunan, memang 'Sell on May and Go Away' maish relevan. Penurunan IHSG juga dipengaruhi faktor sikap investor dalam merespon kebijakan The Fed saat market Indonesia libur,” tambah dia.

Selain itu, sentimen global kenaikan suku bunga The Fed dan juga dampak perang Rusia–Ukraina menjadi salah satu penyebab pelemahan IHSG. Pelaku pasar juga masih mencermati inflasi, dan laporan pendapatan kuartalan emiten juga masih menjadi sebab pelemahan.

Baca juga: Rupiah dan IHSG Bergerak di Zona Merah Pagi Ini

“Walaupun data kita oke, dengan tingkat keperacaan konsumen masih tinggi, ekspektasi pelaku pasar, adalah Bank Indonesia akan mendukung kebijakan suku bunga The Fed,” kata Nafan kepada Kompas.com.

Menurut dia, Bank Indonesia sudah seharusnya mendukung kebijakan kenaikan suku bunga The Fed, untuk stabilitas pertumbuhan ekonomi. Selain itu, intervensi Bank Indonesia juga bisa dilakukan dengan membeli obligasi yang dilepas oleh asing.

Aksi panic selling juga masih terjadi di bursa saham tanah air. Maka dari itu, investor perlu jeli memilah mana saham yang memiliki prospek bagus kedepannya. Nafan menjelaskan, memasuki musim laporan keuangan kuartalan emiten, ada baiknya investor mencermati saham–saham yang berkinerja baik untuk dikoleksi.

“Kalau ada laporan keuangan yang bagus, itu boleh dicermati atau investor bisa lakukan akumulasi,” tegas Nafan.

Sebagai informasi, dalam sepekan aksi jual bersih asing mencapai Rp 8,2 triliun. Adapun total transaksi menapai Rp 94,3 triliun dengan volume 111,7 miliar. Sementara saham yang paling banyak dilepas asing dalam sepekan mencakup Bank Central Asia (BBCA) dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI) masing – masing Rp 3,4 triliun dan Rp 1,6 triliun.

Baca juga: IHSG Anjlok, Harta Crazy Rich RI Menyusut Rp 18,89 Triliun dalam Sehari

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

Whats New
Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Whats New
IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

Whats New
Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com