Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Shanghai Bakal Akhiri Lockdown, Harga Minyak Mentah Melonjak Tembus 114 Dollar AS

Kompas.com - 17/05/2022, 09:43 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia melonjak pada akhir perdagangan Senin (16/5/2022) didorong optimisme pemulihan permintaan yang signifikan dari China, setelah adanya tanda-tanda positif bahwa pandemi Covid-19 mulai surut di negara itu.

Mengutip CNBC, Selasa (17/5/2022), harga minyak mentah berjangka Brent naik 2,4 persen menjadi ke level 114,24 dollar AS per barrel. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 3,4 persen ke level 114,20 dollar AS per barrel.

Shanghai akan membuka wilayahnya dan mengakhiri lockdown terhitung mulai 1 Juni 2022 mendatang. Kebijakan ini diambil setelah Shanghai menyatakan 15 dari 16 distrik di wilayahnya telah menghilangkan kasus Covid-19 di luar area karantina.

Baca juga: SKK Migas-KKKS Gelar Forum Kapnas Juli 2022 demi Capai Target 1 Juta Barrel Minyak 2030k

Shanghai merupakan kota pusat bisnis dengan memiliki sekitar 25 juta penduduk dan menyumbang sekitar 4 persen dari konsumsi minyak China. Kota Shanghai sudah menerapkan lockdown sejak akhir Maret 2022 lalu.

"Kami melihat banyak sinyal bahwa permintaan (minyak mentah) akan mulai kembali di wilayah itu, mendukung harga yang lebih tinggi," kata Bob Yawger, Direktur Energi Berjangka Mizuho.

Kendati demikian, diperkirakan masih terdapat 46 kota di China yang masih menerapkan lockdown, sehingga di beberapa kota belanja masyarakat, produksi pabrik, dan penggunaan energi masih akan tertekan.

Di sisi lain, pergerakan harga minyak mentah dunia juga dipengaruhi harga bensi berjangka AS yang mencapai level tertinggi sepanjang masa pada Senin kemarin. Hal itu karena terjadi penurunan stok yang memicu kekhawatiran pasokan.

Harga bensin di AS mencapai 4 dollar AS per galon (1 galon sekitar 3,7 liter) untuk pertama kalinya, sementara harga eceran rata-rata nasional naik ke rekor baru.

"Harga minyak akan tetap bullish, terutama kontrak jangka pendek WTI, karena harga bensin AS terus naik di tengah melemahnya impor produk minyak dari Eropa," ujar Kazuhiko Saito, Kepala Analis Fujitomi Securities.

Penguatan harga minyak mentah dunia juga dipengaruhi para diplomat dan pejabat Uni Eropa yang menyatakan optimisme mencapai kesepakatan tentang embargo bertahap minyak Rusia meskipun ada kekhawatiran tentang pasokan di Eropa timur.

Uni Eropa berencana menghapus impor minyak mentah dari Rusia secara bertahap dalam waktu 6 bulan, sementara untuk impor produk minyak sulingan pada akhir 2022.

Pada Senin kemarin, Menteri Luar Negeri Austria Alexander Schallenberg mengatakan, pihaknya mengharapkan Uni Eropa menyetujui sanksi dalam beberapa hari mendatang. Begitu pula dengan Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock yang mengatakan blok itu membutuhkan beberapa hari lagi untuk menemukan kesepakatan.

"Dengan larangan yang direncanakan oleh Uni Eropa terhadap minyak Rusia dan lambatnya peningkatan produksi OPEC, harga minyak diperkirakan akan tetap bergerak level saat ini yaitu di dekat 110 dollar AS per barrel," kata Naohiro Niimura, Mitra Market Risk Advisory.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Melonjak 5 Persen, Ada Apa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com