Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Neraca Dagang RI Surplus 24 Bulan Berturut-turut

Kompas.com - 17/05/2022, 12:29 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indonesia kembali mengalami surplus neraca perdagangan sebesar 7,56 miliar dollar AS hingga bulan April 2022.

Secara kumulatif, Indonesia sudah mencatat surplus sebesar 16,89 miliar dollar AS. Nilainya lebih besar ketimbang surplus kumulatif Januari-April tahun 2020 maupun Januari-April tahun 2021.

Kepala BPS Margo Yuwono menyebut, surplus pada bulan April menjadi surplus ke-24 berturut-turut yang dialami Indonesia.

"Pada April 2022 (terjadi) surplus 7,56 miliar dollar AS. Surplus ini beruntun selama 24 bulan. Ini adalah kinerja terbaik surplus selama Januari-April," kata Margo dalam konferensi pers, Selasa (17/5/2022).

Baca juga: Menkop UKM Identifikasi Koperasi yang Memungkinkan Produksi Minyak Goreng

Margo menjelaskan, komoditas penyumbang surplus terbesar adalah lemak dan minyak hewan nabati (HS15) dan bahan bakar mineral (HS27). Surplus ini terjadi dengan tiga negara utama yakni Amerika Serikat (AS), India, dan Filipina.

Dengan AS kara Margo, RI mencatat surplus sebesar 1.627,5 juta dollar AS, komoditasnya yaitu pakaian dan aksesories lainnya, serta alas kaki. Sementara dengan India sebesar 1.538,8 juta dollar AS.

"Penyumbang surplus (dengan India) adalah bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan nabati. Lalu, surplus terbesar ketiga adalah dengan Filipina sebesar 977,9 juta dollar AS, berasal dari bakar mineral, serta kendaraan dan bagiannya," ucap Margo.

Baca juga: Kalkulasi Peluang dan Risiko Investasi Tesla di Indonesia

Kendati demikian, Indonesia juga mengalami defisit neraca perdagangan dengan tiga negara yaitu Argentina, Australia, dan Thailand.

Defisit dengan Argentina sendiri mencapai 320,2 juta dollar AS karena peningkatan impor serealia serta ampas dan sisa industri makanan. Kemudian, defisit terbesar kedua adalah dengan Australia sebesar 283,5 juta dollar AS.

"Terakhir, dengan Thailand defisit 217,9 juta dollar AS. Komoditas penyumbang defisit yakni plastik dan barang dari plastik, serta gula dan kembang gula," tandas Margo.

Baca juga: Nasabah Bumiputera Bakal Demo 3 Hari, Sambangi DPR dan OJK

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com