Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Genjot Produksi, Inflasi Diproyeksi Tak Meningkat Tinggi

Kompas.com - 17/05/2022, 19:03 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Kepala Badan Moneter Kadin Indonesia, Aviliani mengatakan, pengusaha mulai meningkatkan produksi untuk menanggulangi permintaan yang meningkat karena pemulihan ekonomi.

Hal ini dinilai membuat tingkat inflasi berpotensi tetap terjaga, meskipun terdapat beberapa ketidakpastian mulai dari rantai pasok yang masih terkendala hingga perang Rusia dengan Ukraina.

"Artinya pengusaha mulai prepare terhadap produksi, sehingga paling tidak, tidak menyebabkan inflasi membesar karena demand yang tumbuh diikuti sisi suplai," ucap Aviliani dalam webinar FMB9 di Jakarta, Selasa (17/5/2022).

Baca juga: Jasa Raharja Serahkan Santunan Korban Kecelakaan di Tol Mojokerto

Peningkatan produksi industri, utamanya industri manufaktur terlihat dari penerimaan pajak negara yang tumbuh sepanjang tahun 2022.

Hingga bulan Februari saja, ada tiga industri yang berkontribusi pada penerimaan pajak, yakni industri pengolahan, perdagangan, dan pertambangan. Industri pengolahan menjadi kontributor tertinggi sebesar 29,1 persen dari total penerimaan pajak.

Sementara itu, pajak dari industri perdagangan tumbuh 23,1 persen, lebih kecil dibanding 54 persen pada bulan lalu. Secara kumulatif, penerimaan pajak dari industri ini tembus 37,3 persen, jauh lebih tinggi dibanding 3,3 persen pada Januari-Februari 2021.

"Karena ada pelonggaran, pertumbuhannya luar biasa. Bahkan uang beredar cukup besar, di mana pariwisata, okupansi hotel sudah 70 persen, (sektor) makanan dan minuman juga (sudah tumbuh) luar biasa," beber Aviliani.

Lebih lanjut dia menjelaskan, pertumbuhan itu bisa terus terakselerasi hingga akhir 2022. Pasalnya, para pengusaha sudah merasakan akan terjadi pertumbuhan yang signifikan.

Di sisi lain, masyarakat sudah memiliki ekspektasi bahwa ekonomi akan membaik ke depan sehingga berani membelanjakan uang simpanannya.

"Sebagai pengusaha melihat ini langkah positif di mana yang punya uang sudah belanjakan uangnya, walaupun ada sebagian devisa yang ke luar, makanya kita harus perbaiki di dalam negeri sendiri, tempat wisata agar orang tidak pergi ke luar," tandas Aviliani.

Baca juga: Ini Aplikasi untuk Membeli Minyak Goreng Rakyat Rp 14.000 Per Liter

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com