Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

East Ventures Dorong Ekonomi Inklusif melalui Investasi Berkelanjutan

Kompas.com - 18/05/2022, 13:30 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan venture capital, East Ventures meluncurkan East Ventures - Sustainability Report 2022. Laporan ini berisikan kontribusi East Venture dan ekosistemnya untuk mengarahkan semua pihak relevan bergerak menuju binis berkelanjutan.

Venture Partner East Ventures Avina Sugiarto menekankan pentingnya penggabungan Environmental Social Governance (ESG) dan komitmen perusahaan untuk terlibat dalam perubahan tren dan perilaku konsumen terhadap ESG.

"Komitmen tersebut didasarkan pada banyaknya perubahan dalam konsumerisme, khususnya bagaimana konsumen yang semakin peduli dengan praktik bisnis yang etis, terjadinya peralihan preferensi menuju produk dan layanan yang ramah lingkungan dan bertanggung jawab secara sosial, dan para pekerja yang memilih perusahaan yang menghadirkan dampak bagi masyarakat," kata dia dalam siaran resmi, dikutip Kompas.com, Rabu (18/5/2022).

Baca juga: Withdraw Tether Mencapai Rp 102,5 Triliun dalam 48 Jam

Ia percaya, narasi dan implementasi ESG yang kuat akan meningkatkan produktivitas perusahaan secara keseluruhan. Caranya dengan menarik talenta yang berkualitas serta meningkatkan transparansi dan perlindungan reputasi melalui tata kelola yang baik dan manajemen risiko yang tepat.

Menanggapi hal tersebut, Co-Founder dan Chief Sustainability Officer Aruna Utari Octavianty mengatakan, keberlanjutan berkaitan dengan manusia, planet, dan keuntungan (People, Planet, and Profit). Ia percaya 3P ini memiliki kepentingan dan tanggung jawab yang setara.

Berdasarkan gagasan ini, Aruna membuat divisi yang berfokus pada keberlanjutan. Sebagai salah satu pendiri, Utari juga turut mengambil andil dan tanggung jawab atas seluruh upaya Aruna menuju keberlanjutan.

Selain itu, dengan semua kemajuan menuju keberlanjutan, ia katakan digitalisasi menjadi faktor pendukung yang krusial.

"Terutama bagaimana teknologi dapat diterapkan dalam menghadirkan solusi dan model bisnis berbasis teknologi dalam menjangkau populasi yang belum terjangkau dan memiliki keterbatasan sumber daya," imbuh dia.

Menurut dia, solusi berbasis teknologi merupakan solusi yang berkelanjutan. Sebab, teknologi memiliki potensi kontribusi emisi gas rumah kaca yang lebih sedikit.

Baca juga: Luhut Minta Chevron Percepat Implementasi Bisnis Emisi Rendah Karbon di IKN

Senada, Avina bercerita, hal tersebut dapat dilihat dari penerapan prinsip keberlanjutan East Ventures lainnya seperti Ruangguru di bidang edukasi (edtech), Homage di bidang kesehatan (healthtech), dan Nalagenetics and Nusantics di bidang bioteknologi (biotech).

Selain itu, East Ventures juga berusaha mengatasi kesenjangan konektivitas antara perkotaan dan perdesaan (urban-rural). Ini dilakukan melalui beberapa investasi fintech East Ventures seperti KoinWorks, Stockbit, maupun retail seperti Warung Pintar.

Dalam East Ventures - Sustainability Report 2022, East Ventures menghadirkan kerangka investasi berkelanjutan sebagai pedoman untuk praktik berkelanjutan.

Sekurang-kurangnya, ada 16 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang dikontribusikan oleh East Ventures dan ekosistemnya.

Hal ini diikuti juga dengan mengintegrasikan ESG secara lebih lanjut mulai dari kepemimpinan, tim, dan juga di seluruh siklus investasi.

“Kurangnya metrik dan standarisasi pengukuran memperlambat kemajuan menuju ESG, dan kami berharap laporan ini dapat berfungsi sebagai salah satu pedoman yang dihadirkan secara sukarela untuk mendorong kemajuan yang lebih cepat,” kata Avina.

Baca juga: Ini Strategi Semen Indonesia Turunkan Emisi Karbon

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Whats New
Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Work Smart
PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

Whats New
Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Whats New
Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Whats New
ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Whats New
Kaum Mumpung-mumpung, Maksimalkan Penawaran Terbaik Lazada untuk Belanja Aneka Kebutuhan Ramadhan

Kaum Mumpung-mumpung, Maksimalkan Penawaran Terbaik Lazada untuk Belanja Aneka Kebutuhan Ramadhan

BrandzView
Musim Hujan, Petani Harus Waspadai Serangan Hama

Musim Hujan, Petani Harus Waspadai Serangan Hama

Whats New
Contoh Surat Perjanjian Utang Piutang di Atas Materai yang Benar

Contoh Surat Perjanjian Utang Piutang di Atas Materai yang Benar

Whats New
Pemerintah Belum Berencana Revisi Permendag soal Pengaturan Impor

Pemerintah Belum Berencana Revisi Permendag soal Pengaturan Impor

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com