Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dedy Budiman

Founder KOMISI (Komunitas Sales Indonesia). Founder SDI (Sales Director Indonesia). Pembina AGMARI ( Asosiasi Guru Marketing Indonesia).

Menjadi Hybrid Sales Leader

Kompas.com - 25/05/2022, 07:50 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SEORANG sales leader bertanggung jawab terhadap kinerja penjualan dari tim yang dipimpinnya.

Sales leader yang hebat akan membentuk sales tim untuk mencapai target penjualan yang ditetapkan perusahaan.

Ia akan melakukan hal tersebut dengan cara membuat strategi, merekrut orang-orang yang tepat, memotivasi mereka, dan meningkatkan produktivitas tim dalam jangka panjang.

Perubahan yang terjadi dalam beberapa tahun belakangan menuntut seorang sales leader mampu beradaptasi dengan cepat.

Salah satu adaptasi yang perlu dilakukan adalah setiap sales leader harus menjadi seorang hybrid sales leader, yaitu seorang sales leader yang mampu memimpin dan mengatur serta mengembangkan kinerja dan produktivitas sales timnya, baik secara online maupun offline dengan pendekatan teknologi dan hubungan manusiawi.

Hybrid sales leader dalam bekerja harus memahami konsep H20 yang merupakan akronim dari Hi Tech, Hi Touch dan Oasis.

Hi tech atau teknologi tinggi, artinya dalam bekerja seorang hybrid sales leader sudah harus terbiasa dengan menggunakan teknologi terkini, sehingga tidak lagi ada istilah Gaptek (Gagap Teknologi) ataupun Kudet (Kurang Update).

Teknologi ibarat jaring laba-laba di mana sang laba-laba hidup. Anda bisa membayangkan apa yang terjadi laba-laba tanpa jaringnya, itulah yang akan terjadi bila seorang sales leader tidak menggunakan teknologi dalam bekerja.

Di manapun berada Ia harus mampu memimpin, memonitor, mengatur dan memotivasi sales timnya dengan menggunakan teknologi.

High touch menurut John Naisbitt dalam bukunya High Tech, High Touch adalah mengakui/memercayai adanya sesuatu yang lebih besar di luar diri kita, entah kemanusiaan atau ketuhanan.

Apakah Anda masih ingat satu waktu dalam hidup Anda merasa sangat senang ketika dalam sebuah meeting di kantor, pimpinan memberikan pujian yang tulus atas prestasi yang Anda raih?

Tidak ada hadiah fisik, hanya ucapan selamat dan tepukan di bahu Anda tapi rasanya membuat anda begitu bangga.

Saya sendiri masih teringat tahun 2000-an awal ketika saya menjadi Office Manager yang membawahi showroom di kantor saya.

Suatu pagi, pak Joe Kamdani pemilik perusahaan datang ke showroom melakukan kontrol dan setelah semua selesai beliau menepuk bahu saya dan tersenyum memberikan pujian.

Inilah Hi Touch, sebuah sentuhan, baik yang Anda dapatkan dari Tuhan maupun sesama.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com