Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Benar Luhut Juga Punya Bisnis Kelapa Sawit?

Kompas.com - Diperbarui 26/05/2022, 10:09 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan tugas baru lagi kepada Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Jenderal TNI, Luhut Binsar Pandjaitan. Sebagaimana diketahui, polemik harga minyak goreng belum juga mereda.

Meski banyak publik Tanah Air yang menyebutnya sebagai Menteri Segala Urusan, Luhut tak ambil pusing. Luhut beserta jajarannya di Kemenko Marves, akan membantu ketersediaan serta pendistribusian minyak goreng sesuai target.

Nama Luhut juga kerapkali disebut-sebut sebagai Menteri Kabinet Indonesia Maju yang memiliki bisnis kelapa sawit. Benarkah demikian?

Selain sebagai politikus, Luhut sendiri selama ini dikenal sebagai pengusaha batu bara. Melalui PT Toba Sejahtera, namanya selalu dikaitkan kepemilikan saham di PT Toba Bara Sejahtera Tbk, perusahaan yang belakangan berganti nama menjadi PT TBS Energi Utama Tbk.

Baca juga: Cabut Larangan Ekspor CPO, Jokowi: Jangan Dipikir Gampang

Di Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan energi ini memiliki kode emiten TOBA. PT Toba Sejahtera diketahui menggenggam saham PT TBS Energi Utama Tbk sebesar 10 persen.

Dikutip pemberitaan yang diunggah di laman resmi perusahaan seperti dilihat pada Rabu (25/5/2022), Toba Sejahtra diketahui sudah melepas lebih dari 61 persen kepemilikan saham emiten TOBA tersebut kepada Highland Strategic Holding asal Singapura, nilai transaksinya saat itu sebesar Rp 1,07 triliun.

Luhut sendiri mengaku sudah lama tak mengurusi bisnis TOBA setelah dirinya masuk ke pemerintahan. Purnawirawan jenderal bintang empat itu diketahui memiliki 99,98 persen saham Grup PT Toba Sejahtra.

Pemegang saham lainnya di TOBA yakni PT Sinergi Sukses Utama sebesar 5,1 persen, Bintang Bara VV sebesar 10 persen, dan terakhir PT Bara Makmur Abadi sebesar 6,25 persen.

Baca juga: Sebab Minyak Goreng RI Mahal, Jokowi: Karena di Eropa dan Amerika Naik

Bisnis kelapa sawit

Masih dikutip dari laman resmi perusahaan, selain bisnis tambang dan energi, TOBA juga memiliki bisnis perkebunan kelapa sawit melalui anak perusahaannya, PT Perkebunan Kaltim Utama I (PKU).

Di PKU, TOBA menguasai 90 persen saham. Bisnis kebun kelapa sawit dilaksanakan di area HGU dengan total luas sebesar 8.633 hektar yang terletak di Kelurahan Teluk Dalam, Dondang, Desa Pulau Seribu, Kecamatan Muara Jawa, Kelurahan Jawa, Kecamatan Sangasanga.

Kebun sawit lainnya berlokasi di Desa Tani Bhakti, Batuah, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Pada 2016, perusahaan ini mengopersikan pabrik pengolahan kelapa sawit dengan kapasitas 30 ton Tandan Buah Segar (TBS) per jam. PKU sendiri tercatat berkantor di Treasury Tower yang berada di kawasa SCBD, Jakarta.

Baca juga: Para Konglomerat yang Kaya Raya berkat Minyak Goreng

Sementara itu dikutip dari Kontan, Toba Sejahtera juga sudah memiliki saham di perkebunan sawit seluas di Kalimantan lewat anak usahanya bernama PT Tritunggal Sentra Buana seluas 12.000 ha.

PT Tritunggal Sentra Buana adalah perusahaan yang juga terkait dengan PT Wilmar Nabati Indonesia, perusahaan di bawah Grup Wilmar yang berbasis di Singapura milik konglomerat Martua Sitorus.

Komisarisnya, Master Parulian Tumanggor, diketahui terseret kasus mafia minyak goreng yang diungkap oleh Kejaksaan Agung baru-baru ini.

Masih menurut laporan Kontan, Toba Sejahtera juga mengembangkan lahan sawit seluas 28.000 ha di Buton Utara dan Sumatra Barat.

Baca juga: Ironi Negeri Kaya Sawit, Rakyatnya Antre Berjam-jam demi Minyak Goreng

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com