Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Aneka Tantangan Bisnis Asuransi Jiwa di Tahun 2022?

Kompas.com - 26/05/2022, 11:30 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan asuransi jiwa sedang menata bisnisnya dalam menjalani masa transisi menuju endemi ini.

Direktur Utama BRI Life Iwan Pasila mengatakan, pandemi Covid-19 membuat perusahaan asuransi berpikir ulang, terutama dalam kondisi ekonomi yang rentan.

"Tantangannya adalah bagaimana kami menyiapkan produk-produk yang dibutuhkan oleh nasabah. Mungkin lebih banyak kepada produk proteksi yang dapat memenuhi kebutuhan mereka," kata Iwan dalam konferensi pers, Rabu (25/5/2022).

Baca juga: AXA Mandiri: Semoga DK OJK Membawa Perkembangan Positif di Industri Asuransi Jiwa

Iwan menjelaskan, produk asuransi sebaiknya tidak terlalu mahal. Hal ini karena dalam masa pemulihan ekonomi, kemampuan nasabah sangat terbatas.

Tantangan kedua bagi industri asuransi jiwa adalah terkait Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) tentang Produk Asuransi Yang berkaitan Dengan Investasi (PAYDI).

Iwan bilang cukup banyak hal berubah dengan adanya SEOJK ini, baik peraturan produk ataupun operasionalnya.

"Karena struktur loading itu harus yang mensyaratkan hanya 40 persen setiap tahun, selama 3 tahun pertama. Ini akan mengubah struktur fee based maupun komisi kepada agen. Jadi ini semua kami coba antisipasi dengan perubahan produk, termasuk ada produk pengganti," urai dia.

Baca juga: AAJI: Kepala Eksekutif IKNB Baru Harus Selesaikan Urusan Asuransi Jiwa Bermasalah

Selain itu, dengan adanya SEOJK yang baru ini, Iwan mengakui akan muncul kesulitan menjual unit link secara ritel. Hal ini karena banyaknya rekomen yang menjadi syaratnya.

Untungnya Iwan sampaikan, perusahaan asuransi masih memiliki waktu sampai awal tahun depan untuk mempersiapakan perubahan ini.

Tantangan terakhir menurut Iwan, perusahaan asuransi harus segera mendorong transformasi digital. Salah satu perhatiannya adalah bagaimana mempersiapkan orang untuk dapat mengikuti tantangan digital.

"Jadi transformasi budaya ini akan terus kami dorong dengan cara kreatif maupun dengan cara cara yang mungkin selama ini belum pernah terpikirkan. Supaya pekerjaan kami bisa mengikuti transformasi digital," ucap dia.

"Kami bisa beli tools. Itu gampang, tapi kalau orangnya," tutup dia.

Baca juga: Yuk Pahami Kenapa Polis Asuransi Jiwa Perlu Dievaluasi secara Berkala

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com