Oleh: Fauzi Ramadhan dan Brigitta Valencia Bellion
KOMPAS.com - “Mencari jati diri kita itu adalah hal yang paling penting untuk kita miliki” –Aiman Witjaksono
Ketika menggeluti dunia bisnis dan karier, seseorang harus memiliki personal branding. Ini dilakukan untuk membentuk citra diri saat ingin dilihat oleh orang lain.
Personal branding ini meliputi kualitas, pengalaman, dan jati diri apa yang ingin ditonjolkan diri.
Dengan demikian, seseorang akan lebih mudah dikenal dan dipercaya oleh orang lain secara lebih luas serta profesional. Hal ini kemudian dapat berimbas pada berkembangnya bisnis dan karier ke arah yang lebih positif.
Lantas, bagaimana caranya untuk dapat membentuk personal branding yang baik?
Menurut Aiman Witjaksono, seorang Jurnalis Senior dan Presenter Berita di Kompas TV, dalam siniar (podcast) miliknya bertajuk “Bagaimana Aku Ingin Dilihat?”, personal branding yang baik adalah berangkat dari jati diri alami.
“Personal branding yang terbaik adalah (berangkat dari konsep) ‘alamiah itu cantik’. Kalau kita bilang, ya, ini klise, (tetapi lebih baik) lu jadi diri lu sendiri, deh. Gak harus dibuat-buat”, ucap Aiman.
Bicara lebih lanjut tentang pandangan Aiman mengenai personal branding tadi, ternyata hal ini diperkuat oleh Anne-Kathryn Flanagan, seorang manajer komunikasi korporat, dalam artikel di Colonial Life. Menurutnya, personal branding merupakan sebuah jenama atas diri seseorang.
Baca juga: Punya Growth Mindset Saat Bekerja, Pentingkah?
Apabila jenama tersebut dibuat-buat, bahkan dibentuk menjadi suatu versi palsu, maka itu akan berbahaya kepada karier seseorang kedepannya.
Namun, jika yang terjadi justru sebaliknya, Flanagan mengatakan bahwa, “Anda akan terlihat lebih menonjol ketika berada di suatu acara yang ramai, saat ingin melamar pekerjaan, atau di media sosial seperti LinkedIn”.
Terlebih, kita tak perlu repot-repot menciptakan suatu identitas baru untuk membangunnya. Kita dapat fokus dalam mengembangkan diri, memoles citra, serta memperkuat jaringan.
Akan tetapi, nyatanya yang sering kali menjadi masalah dalam membentuk personal branding ini adalah minimnya pengetahuan atas jati diri itu sendiri. Hal ini disebabkan kurangnya informasi atas bakat, minat, kelebihan-kekurangan, nilai, serta tujuan atas diri sendiri.
Baca juga: Ini yang Akan Terjadi Jika Mudah Percaya Orang Lain
Dengan demikian, langkah pertama yang benar-benar harus dilakukan dalam personal branding adalah memahami dan mengidentifikasi benar-benar jati diri kita sebenarnya.
Hal ini bisa dilakukan dengan melakukan penilaian atas diri sendiri, dimulai dari mengevaluasi apa pengalaman yang sudah kita lewati, bidang akademik apa yang sudah digeluti, dan minat atau tujuan apa yang ingin kita capai.