Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terraform Labs Bangkitkan Terra Luna dengan Nama Baru

Kompas.com - 30/05/2022, 12:25 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber CoinDesk

JAKARTA, KOMPAS.com – Pendiri Terraform Labs Do Kwon mengumumkan rencananya untuk kembali membangkitkan aset kripto Terra (LUNA) yang sebelumnya sempat tidak bernilai karena penurunan tajam.

Dalam pengumumannya pada 27 Mei lalu melalui Twitter, Do Kwon mengungkapkan bahwa berdasarkan jajak pendapat melalui proposal tata kelola, menemukan adanya dukungan dalam komunitas tersebut.

"Proposal tata kelola Terra #1623 akan mengganti nama jaringan yang ada menjadi Terra Classic (LUNC), sementara yang baru akan menjadi LUNA. Kelahiran kembali Terra blockchain & LUNA saat ini sudah didistribusikan secara Airdrop," kata Kwon dalam cuitannya.

Dalam proposal proyek kripto Terra 2.0 tersebut, terdapat pemisahan rantai atau hard fork atau perubahan yang tidak kompatibel dengan versi yang lama, di mana protokol tertentu berjalan dengan aturan yang berbeda dari yang sudah ada.

Baca juga: Belajar dari Terra Luna, Investor Jangan Terlalu Bergantung kepada Kripto

Hal itu nantinya akan menghasilkan dua blockchain yang terpisah. Satu rantai menjadi yang utama, bahkan ketika kedua blockchain terus ada dalam validator dan dukungan komunitas.

Sementara, rantai baru akan sepenuhnya memotong produk stablecoin Terra atau Terra USD (UST) yang gagal, dan sebagai gantinya fokus pada pembangunan aplikasi keuangan terdesentralisasi (DeFi) di Terra.

Token saat ini akan berlanjut sebagai Terra Classic dan pemegang LUNA di rantai Classic akan menerima airdrop token dari token rantai baru.

Dalam proposal, sekitar 64 persen pemilih mendukung fork, sementara 34 persen memilih tidak menyetujuinya. Namun demikian, dalam sebuah jaajak pendapat online, sekitar 92 persen atau lebih dari 6.220 memilih menentang perubahan tersebut.

Adapun jajak pendapat online tersebut bisa dilakukan oleh siapa saja, bahkan jika mereka bukan pemegang token luna.

Baca juga: Mengenal Terra LUNA, Sempat Masuk Jajaran Market Cap Tertinggi Pasar Kripto, Kini Tak Bernilai

Lantas apa alasan yang mendasari banyak orang tidak menyetujui proposal tersebut?

Dmitry Mishunin, pendiri perusahaan keamanan DeFi HashEx sekaligus pengamat pasar kripto mengatakan, kurangnya kepercayaan pada Terra dan Kwon bisa menjadi alasan pemungutan suara atau jajak pendapat awal online menjadi sangat negatif.

“Tantangan utama yang dihadapi komunitas Terra melawan fork baru seperti yang diusulkan oleh Do Kwon adalah kepercayaan. Jika tim memilih untuk melanjutkan dengan fork baru, maka perlu upaya untuk meningkatkan kepercayaan,” kata Dmitry mengutip Coindesk.

Nantinya, distribusi Terra ini akan diberikan kepada pemegang Terra Luna Classic (LUNC), TerraUSD Classic (USTC) dan Anchor Protocol UST (aUST) yang memenuhi syarat.

Dikutip dari Coinmarketcap, dalam 24 jam terakhir harga Terra (LUNA) berada di level 5,8 dollar AS atau naik 8,06 persen dengan kapitalisasi pasar 1,2 triliun dollar AS.

Sementara itu, Terra Classic dengan kapitalisasi pasar 862 juta dollar AS, dalam 24 jam terakhir melonjak 51 persen namun nilainya sangat kecil, yakni 0,00013 dollar AS.

Baca juga: Aspakrindo: Aset Kripto Sudah Tidak Dipandang Sebelah Mata...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CoinDesk
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com